Monday 21 September 2015

Jegol: Kenalkan Lombok Lewat Fashion



SALAH satu bangunan di Jalan Dodokan II nomor 2 menjadi lokasi awal store Jegol, nama produk pakaian yang kerap menjadi perbincangan karena begitu kental mengenalkan nuansa Lombok. Tidak seperti produk-produk pakaian anak muda yang kental dengan nuansa luar daerah atau asing, produk Jegol menampilkan semua yang berkaitan dengan Lombok.
Jegol hadir lewat sentuhan Lalu Mauziarman. Alumni Tehnik Perencanaan Wilayah dan Tata Kota Universitas Brawijaya ini menceritakan, Jegol dibentuk bersama tujuh rekannya saat masih berkuliah di Malang, Jawa Timur. Seiring berjalannya waktu, Jegol akhirnya hanya dikelolanya bersama Khairul Akbar. Pertama kali berdiri, produk hasil karya Jegol seperti kaos, jaket, maupun topi hanya dijual online.
Mik Amang, begitu biasa disapa menceritakan. Konsep yang diusung oleh Jegol murni Lombok dan identik dengan Suku Sasak. Alasan memilih konsep tersebut selain soal kecintaan pada daerah, juga mengenai oleh-oleh khas Lombok. Menurutnya, belum ada cenderamata yang benar-benar menyuguhkan seperti apa Lombok.
“Dari bahasa saja saat ini jarang yang benar-benar mau menggunakan bahasa Sasak. Malahan bahasa yang dipakai justru dari luar,’’ katanya.
Bahasa sehari-hari, sambungnya, dituangkan dalam pakaian yang dihasilkan, seperti Lombok solah gati, matur tampiasih, hingga silak simpang. Jegol pun telah menyiapkan bahasa lain, supaya makin beragam.
“Kepuasan tentu ada ketika ada pembeli dan setelah berbelanja mengatakan matur tampiasih. Artinya tulisan tersebut langsung membawa dampak,’’ ucapnya.
Anak kedua dari dua bersaudara ini pun lantas menunjukkan desain lain yang tidak bisa dipisahkan dari Lombok. Kaos bertuliskan pelecing kangkung dengan gambar Pulau Lombok berwarna merah. Tidak hanya pelecing kangkung saja, desain soal kuliner juga menampilkan sate bulayak. Desain lain yang juga tidak bisa dipisahkan dari unsur Lombok adalah peresean dan gendang beleq. Jegol menyajikan karya peresean lebih menggigit. Sementara gendang beleq tidak ditampilkan dengan gaya orang menabuh gendang pada umumnya.

Tidak sampai disana, Jegol juga berani menampilkan tenun motif tenun dalam kaos yang dihasilkan. Begitu motif tersebut diangkat, banyak yang memberi apresiasi. Beberapa orang langsung menyebut, Lombok memang identik dengan tenun.
Pemuda kelahiran 17 Juni 1990 ini tidak lupa menjadikan karya Jegol sebagai media promosi pariwisata NTB. Orang luar Lombok maupun orang asing belum banyak mengenal lokasi wisata tersembunyi. Padahal, lokasi wisata tersebut begitu mempesona.

Menceritakan sejarah perjalanan Jegol dari awal merintis 2008 silam membuat Lalu Mauziarman Rafsanjani berapi-api. Kuliah di Pulau Jawa membuatnya ingin mempromosikan Pulau Lombok di luar daerah. Itu sekaligus menghapus pandangan masyarakat luar tentang Lombok yang belum sehebat Bali.
“Lombok itu istimewa. Lombok indah, mereka harus tahu,’’ akunya.
Usaha mengenalkan Lombok melalui pakaian terasa istimewa saat produk tersebut menjadi kebanggaan bagi konsumen. Ada konsumen yang tidak segan-segan menampilkan produk Jegol sampai di Singapura.
“Senang, mereka seolah ingin juga menampilkan Lombok itu apa dan dimana,’’ sambung anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Yang tidak bisa dilupakan hingga saat itu, saat salah satu karya Jegol berupa kaos mejeng di Stadion Old Trafford, Inggris. Di Stadion milik klub Manchester United tersebut salah satu pembeli berfoto dengan kaos Jegol. Nilai orisinilitas yang disajikan oleh Jegol berarti telah mendapat apresiasi dari konsumennya.
Ketika awal mencetuskan ide untuk mengusung nuansa Lombok banyak yang memandang sebelah mata. Ada yang mencemooh menyebut Jegol hanya main-main saja. Sampai ada yang menyebut, bisnis tersebut tidak menguntungkan.
“Makanya perlu pembuktian. Supaya tidak lagi dicemooh,’’ akunya.
Kalau banyak yang lebih bangga menampilkan karya berbau barat, Jegol tidak ingin coba-coba plagiat. Jegol tetap identik dengan karya berbau Lombok. Promosi karya Jegol melalui maya, facebook dan twitter jadi senjata. Setiap ada produk terbaru selalu ditampilkan. Cara ini menurutnya untuk menjaring konsumen dari luar Lombok.(*)

0 10 komentar:

Post a Comment