This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday 26 April 2016

Quran Ibarat "Mesin" Kehidupan

Jangan meremehkan fadilah membaca quran. Demikian diucapkan oleh Ustad Yusuf Mansur saat bertandang ke Madrasah Sayang Ibu di Dasan Griya, Lingsar, Lombok Barat, Selasa (26/4) siang. Ustad yang kerap muncul di televisi ini bercerita tentang kehebatan Alquran dengan bahasa yang sederhana. Membaca Alquran bak mesin. Semakin dibaca laju kehidupan tidak terduga melaju dengan kencang. Ia memulai dengan kisah pemuda bergelar sarjana yang menjadi tambal ban. Ustad Yusuf berjumpa dengannya 2008 silam. Saat jumpa, keluhan pemuda itu didengar. Cerita susahnya mencari kerja disimak. Tidak banyak kata keluar kata dari Ustad Yusuf Mansur kala itu. “Saya katakan, baca Surat Waqiah pagi dan sore hari, begitu saja,” ucapnya. Setelah pertemuan itu, ustad kembali ke pondok dan pemuda tetap kembali menjadi tambal ban. Tanpa diduga di 2009, seorang pemuda datang meminta kehadiran Yusuf Mansur pada peresmian swalayan. “Gue tanya nih, lu siapa. Jawabnya, saya tambal ban dan Surat Waqiah,” ujarnya terkekeh. “Agak lupa, bingung juga apa hubungan tambal ban dengan Waqiah,” sambungnya disertai tawa jamaah. Pemuda itu pun bercerita, ia adalah tukang tambal ban yang dijumpai Yusuf Mansur 2008. Kemudian diberi amalan membaca Surat Waqiah. Meski jarang salat dan mengaji, ia melaksanakan anjuran dari Yusuf Mansur. “Kotor soalnya, namanya tambal ban. Ibadahnya agak kurang, tapi dia jalankan amalan itu,” terang Yusuf Mansur. Dalam hitungan bulan, lanjut Yusuf Mansur, si pemuda langsung terlibat bisnis property. Untung lumayan hingga bisa membeli tanah dan bangunan. Itulah kemudian akhirnya membuat swalayan. “Masya Allah. Luar biasa,” terangnya. Ustad Yusuf Mansur berkata, semakin banyak amalan yang dibaca makin bertambah kemampuan “mesinnya”. Diibaratkan seperti menaiki pesawat Boeing 747 dengan Bombardier 777. Jelas menggunakan Bombardier lebih cepat. Menuju Makkah saja bedanya dua jam. Seperti itulah mereka yang rajin mengamalkan Alquran. Sesungguhnya sedang memperkuat mesin. “Hidup saya itu isinya amalan saja, pagi, siang, malam itu saja. Soal begini saya NU dan NW dah,” ucapnya tertawa. Di kisah yang lain Yusuf Mansur bercerita, bagaimana seorang wirausaha steak dan shake berusaha. Untuk mencari tempat baru membuka dagangan harus keliling ke banyak sudut. Sayang, setiap datang tidak pernah bertemu tempat yang cocok. Mereka pun mulai rajin Duha dan membaca Surat Ar Rahman, tiba-tiba sebuah tempat di Tegal yang begitu jauh seolah “terlihat”. “Sebelumnya jarang cocok, setelah pakai sajadah begitu jadinya,” ucapnya. Bahkan ketika diundang salah satu Kyai untuk melihat pondoknya, Yusuf Mansur mengaku pernah ditodong untuk membantu. Pondok itu dibangun bantuan dari Arab Saudi, bantuan terhenti. Pondok terbengkalai. Santrinya cukup banyak sekitar 4 ribu. “Saya dikasih nih kesempatan bicara di depan santri, saya katakana baca Waqiah, Ar Rahman, dan Al Mulk. Kyainya sempat bilang, kirain kasih bantuan,” ujarnya tersenyum. “Ya, tapi Masya Allah tidak lama pembangunan di pondok akhirnya kembali berjalan,” tambahnya. Yusuf Mansur tidak memungkiri, ada orang-orang yang datang kemudian menegur, seharusnya kalau membaca quran yang ikhlas jangan karena niat apa-apa. Namun semuanya dijawab dengan senyuman. Menurutnya, ada rahasia besar dalam Alquran yang banyak tidak diketahui orang. Ustad yang dikenal banyak mencetak para penghafal quran ini pun memberi semangat pada Madrasah Sayang Ibu tetap mempertahankan konsep Alquran dan riset.(*)