Pahlawan tanpa tanda jasa. Begitulah
ungkapan untuk menghargai jasa guru. Peran guru dalam mencerdaskan bangsa tidak
bisa diremehkan. Mau itu presiden, menteri, jendral, pengusaha sampai beragam
profesi lainnya ada andil seorang guru. Di negara-negara besar, guru dianggap
profesi yang mulia. Bahkan di Jepang, gaji guru berada di urutan tertinggi.
Tanda mereka menghormati peran guru. Lalu bagaimana dengan di Indonesia?.
Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir guru mendapatkan perhatian serius dari
pemerintah. Selain menerima gaji bulanan. Guru juga mendapat tunjangan profesi
guru (TPG). Gaji guru negeri kini sudah naik kelas.
Pemerintah memberikan TPG bukan tanpa
alasan. Maksudnya dengan tunjangan itu kompetensi guru semakin meningkat. Guru
berusaha berkembang. Meningkatkan kemampuan mengajar. Satu lagi, mereka tidak
boleh gagap teknologi (gaptek). TPG guru diharapkan bisa dipakai membeli
laptop, modem, ataupun gadget. Pokoknya, guru harus pintar informasi teknologi
(IT) dan melek internet.
Sayang seribu sayang. Masih banyak dijumpai
guru yang menggunakan TPG diluar pendidikan. Alih-alih mengalokasikan sedikit
untuk keperluan peningkatan kapasitas. Banyak uang TPG habis untuk membangun
rumah, beli kendaraan, ataupun untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Uang TPG
banyak untuk konsumtif.
Sindiran pada guru gaptek ini sempat
dilontarkan Ketua PGRI Lombok Barat melalui media massa. Pimpinan organisasi
guru ini menyoroti tunjangan guru yang banyak untuk hal-hal konsumtif. Ia tidak
berusaha membelakoleganya. Kenyataan memang masih banyak guru gaptek.
Para guru yang masuk derajat “senior” harus
instropeksi diri. Mereka harus membuktikan diri tidak gaptek. Jangan sampai
pegang keyboard komputer saja sudah keringat dingin. Apalagi mengoperasikan
laptop. Pendidikan sekarang sudah semakin maju. Tidak bergaya konvensional.
Hanya melihat buku. Guru membaca murid mendengarkan. Sekarang sudah canggih.
Guru bisa mengajar dengan power point.
Para guru gaptek bisa menengok guru honor.
Meski tidak menerima gaji besar, mereka punya dedikasi tinggi untuk pendidikan.
Tempat mengajarnya pun tidak seperti guru negeri kebanyakan di tengah kota.
Banyak guru honor ditempatkan di daerah terjal, terpencil, dan fasilitas
seadanya. Soal kemampuan mengajar, para guru honor ini pasti berani diadu
dengan para guru negeri. Guru bergaji besar harus malu. Jangan sampai gaji
besar untuk guru gaptek. Itu mengecewakan!
0 10 komentar:
Post a Comment