Tuesday 12 July 2016

Ketika Daerah Dikepung Juru Parkir

KEBERADAAN tukang parkir cukup membantu. Selain membantu mengatur kendaraan, tukang parkir ikut menjaga kendaraan. Bahkan ikut mengatur lalu lintas di sekitar tempat parkir. Tidak ada yang mengesampingkan peran juru parkir. Mengeluarkan uang beberapa rupiah untuk jasa parkir tidak jadi soal. Lalu apa jadinya kalau daerah dikepung dengan juru parkir? Pertanyaan itu mungkin sudah dirasakan oleh pemilik kendaraan. Apalagi yang tinggal di Kota Mataram. Nyaris setiap sudut tidak ada yang bebas parkir. Mulai dari pasar modern, pasar tradisional, tempat wisata, pasar, sampai tempat ibadah. Jika dalam sehari berhenti di empat titik, untuk sepeda motor harus menyiapkan Rp 4.000. Sementara mobil antara Rp 10-12 ribu. Keberadaan juru parkir seolah tidak terkontrol. Mereka menarik uang tanpa karcis. Kadang malah berlaku seperti masyarakat biasa. Modalnya hanya peluit. Begitu ada kendaraan terparkir, langsung ditarik. Juru parkir ilegal ini pun seolah menjamur di berbagai titik. Apalagi di pusat-pusat jasa perdagangan. Keberadaan juru parkir yang menyenangkan, berubah jadi menyebalkan. Juru parkir berubah menjadi seperti tukang palak. Pemilik kendaraan harus mengeluarkan uang setiap berhenti. Tidak peduli kendaraan hanya parkir beberapa menit. Seolah kejar setoran, para juru parkir khususnya juru parkir ilegal tanpa sungkan meminta uang. Barangkali pengalaman ini pernah dirasakan semua pemilik kendaraan. Begitu parkir kendaraan, di lokasi parkir terlihat sepi. Tapi, begitu hendak balik sudah ada orang dengan peluit minta uang. Lebih parahnya, uang parkir yang dikeluarkan lebih besar dibanding uang untuk belanja. Keberadaan juru parkir di daerah harus mulai dipikirkan. Terutama pada juru parkir ilegal. Mereka harus ditertibkan. Juru parkir resmi. Bukan tukang palak. Tiap meminta uang jasa parkir ada karcis yang diberikan. Selain itu perlu disiapkan pakaian dan ID card khusus juru parkir. Selain itu, lokasi parkir pun harus ditentukan. Tidak semua tempat wajib parkir. Sehingga masyarakat jadi nyaman. Bila perlu daerah membuat terobosan parkir berlangganan. Pendapatan juru parkir dibagi dari hasil pendapatan parkir. Pemilik kendaraan cukup sekali membayar untuk bisa parkir di semua titik. Keberadaan parkir berlangganan ini pun bisa menekan kebocoran parkir. Selama ini retribusi parkir dituding banyak kebocoran.(*)

0 10 komentar:

Post a Comment