Panas
terik dan berdebu. Begitu rasanya saat menjejakkan kaki di Dusun Seriwe, Desa
Seriwe, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Satu jam lebih perjalanan dari Kota
Mataram mencapai dusun di Lombok bagian selatan ini. Sebelum mencapai dusun,
jalan rusak penuh batu sudah menghadang. Rombongan dari Kota Mataram terdiri
dari lima truk tangki air dan satu mobil dinas Innova milik Kepala Dinas Sosial
Kependudukan dan Catatan Sipil (Disosdukcapil) H Ahsanul Khalik.
Dusun
Seriwe sendiri langsung berhadapan dengan Teluk Seriwe. Tidak usah heran kalau
panas khas pesisir pantai begitu terasa begitu keluar dari mobil. Puluhan ibu
rumah tangga sudah berbaris rapi. Di depannya mereka gentong dan ember sudah
berjajar.
“Baris
yang rapi. Semuanya kebagian,” begitu anggota Tagana Disosdukcapil berkata
kepada warga.
Tak
lama anggota Tagana itu pun berjalan ke menuju bagian belakang truk, ia memutar
pangkal selang. Air pun langsung mengucur ke gentong dan timba yang dibawa para
ibu. Rona bahagia terpancar dari mereka. Melihat air seperti melihat barang
berharga.
“Biasanya
beli. Alhamdulillah, ada gratis dari pemerintah,” ucap Inaq Mariam.
Diceritakan,
sehari-hari kebutuhan air untuk memasak dan minum, warga Dusun Seriwe membeli.
Mengandalkan hujan tak mungkin, meski di beberapa daerah di Lombok sudah hujan,
dusun ini belum merasakan derasnya curahan air langit. Baru gerimis saja turun.
Truk tangki penjual air tak setiap hari menyambangi warga.
“Makanya
kita beli biasa dua jeriken yang isi 30 liter. Satu jeriken Rp 5 ribu,” lanjut
Inaq Mariam.
Gentong dan ember warga Dusun Seriwe berjajar menunggu giliran mendapat air bersih, Kamis (13/10) |
Melihat
antusiasme warga terhadap air itu membuat Kepala Disosdukcapil H Ahsanul Khalik
lama memperhatikan. Ia yang datang bersama Kabid Bantuan dan Jamsos Hj Hermin
dan Kasi Penanggulangan Bencana Candra melihat langsung betapa berharganya air
di Lombok bagian selatan.
Bantuan
air bersih tak selalu diterima warga. Mereka pun cukup hemat menggunakan air.
Bagi kita yang tinggal di perkotaan, untuk mendapat air bersih cukup memutar
keran. Tapi, untuk warga di Dusun Seriwe harus berjuang denga tenaga maupun
harta.
Melihat
pembagian air dari truk tangki pertama tertib, rombongan dari Disosdukcapil
pindah ke truk tangki lainnya. Suasananya berbeda. Teriakan dari seorang ibu
menggelegar. Sesekali ibu ini pun memukulkan embernya. Petugas yang tengah
menumpahkan air dari selang dibuat kaget, ibu ini tiba-tiba menarik selang. Tak
ayal air dari selang pun tumpah menghujam tubuhnya. Ia seolah tak mau sabar
mengantre. Ibu-ibu yang lain berusaha menenangkan, tapi ia tetap saja keras.
“Memang
seperti ini kadang saat pembagian air. Kadang kita malah dicakar,” aku anggota
Tagana lainnya Mulyadi.
Padahal
sebelum pembagian, tim Tagana sudah menginformasikan, membawa lima truk tangki
dengan kapasitas 5 ribu liter tiap tangki. Ada saja, ibu rumah tangga yang
khawatir tak kebagian.
Kepala
Desa Seriwe Abdul Hamid yang memantau pembagian air mengungkapkan, betapa
bahagia warganya mendapat dukungan air bersih. Apalagi air itu adalah air PDAM.
Di wilayahnya, susah mendapat air. Pengeboran hingga ratusan meter, belum tentu
mendapat air. Kalaupun mendapat air, rasanya payau.
“Saya
sebagai kepala desa sangat bersyukur bisa dibantu,” katanya.
Di
Desa Seriwe total ada 178 kepala keluarga (KK), semuanya mendapatkan air bersih
dengan beli. Bila ada tangki air bantuan pemerintah, warga sangat antusias.
Artinya pengeluaran untuk kebutuhan air bisa dialihkan ke kebutuhan lainnya.
“Mengandalkan
hujan, tapi sampai sekarang belum pernah hujan,” ucapnya.
Warga berebut antrean air bersih dari Kadisosdukcapil H Ahsanul Khalik. |
Apa
yang terjadi di Dusun Seriwe ini menjadi pelajaran berharga, betapa air yang
berlimpah sebuah anugerah luar biasa. Setelah melihat daerah gersang nan
tandus, baru disadari bila air pun harus dihemat. Tak kalah penting kawasan
penjaga air (baca: hutan) harus dilindungi. Pada akhirnya soal air tidak bisa
lagi dipandang remeh. Air memegang peranan vital dalam kehidupan.
Apalah
arti harta berlimpah, rumah mewah, dan kendaraan baru kalau untuk minum saja
susah. Para pakar lingkungan jauh hari sudah mengingatkan, supaya penduduk bumi
menjaga air. Karena akan tiba waktu dimana demi air manusia akan saling
membunuh.(*)
0 10 komentar:
Post a Comment