This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday 12 February 2016

Ada Pungutan Liar di Prona

PROYEK Operasi Nasional Agraria (Prona) sedang jadi perbincangan. Sebab-musababnya, pengurusan prona yang seharusnya gratis, ada pungutan liar (pungli). Kabar pungli ini mencuat dari Kota Mataram, setelah para korban pungli melapor ke Ombudsman NTB.

Dari beberapa informasi yang masuk, sesungguhnya pungli pada prona tidak hanya terjadi di Kota Mataram. Ada pungli yang struktural dan masif dalam pengurusan prona. Laporan ini datang juga dari Lombok Barat dan Lombok Utara. Bahkan, pungli pada prona ini langsung dibawah komando kepala desa. Alasannya, itu uang sumbangan untuk desa.
Mirip dengan hasil investigasi ombudsman menemukan praktik pungli prona di tingkat kelurahan.

Warga selaku pemohon dibebankan untuk membayar biaya pal atau patok lahan, materai, alas hak, serta pajak. Item memang tidak gratis, tapi oknum kelurahan dan BPN mematok biaya yang harus dibayar pemohon. Setiap warga diharuskan membayar biaya yang bervariasi. Satu orang dipungut Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.

Kenapa sumbangan untuk prona ini kemudian disebut pungli? Karena tidak landasan hukum dan aturan yang memperbolehkan ada bayaran untuk prona. Program Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini tidak bayar alias gratis. Kalau kemudian ada masyarakat yang mau mengeluarkan uang, itu akibat ketidaktahuan aturan ini.

Biasanya, untuk pengurusan sertifikat tanah, butuh biaya besar. Alhasil, banyak masyarakat tidak memiliki sertifikat tanah. Kondisi itulah kemudian membuat BPN menerbitkan prona. Tujuannya baik, membantu masyarakat yany belum memilili sertifikat.
Di lapangan praktiknya berbeda. Ada oknum yang meminta biaya, atas nama sumbangan. Dengan tambahan, sekadar memberi tukang ukur dari BPN. Masyarakat ngikut saja. Selain biaya yang dikeluarkan tidak banyak, masyarakat tidak mau dibuat pusing dan repot dengan pengurusan sertifikat. Kalau sampai Polres Mataram memberi atensi soal prona, itu sanga5 berdasar. Untuk kabupaten/kota lainnya, hentikan saja pungli tanpa aturan itu, atau menunggu aparat untuk turun tangan.(*)

Thursday 11 February 2016

Lombok Butuh Jalur Trans Baru

JALUR dari Kota Mataram menuju Lombok Timur (Lotim) dikenal sebagai jalur padat. Jalan ini memang menjadi lajur utama. Jika berakhir pekan hendak ke Lotim dari Kota Mataram atau sebaliknya, bila normalnya hanya satu jam lebih, bisa ditempuh sampai tiga jam. Silih-berganti keluhan masyarakat muncul. Jalan yang kecil dinilai sudah tidak sanggup menampung laju kendaraan yang semakin bertambah setiap tahun.

Angin segar pun berhembus. Presiden Joko Widodo yang beberapa hari lalu bertandang ke Lombok berjanji akan membangunkan jalur trans dari Lembar ke Kayangan, Lotim. Orang nomor satu di Indonesia itu akan mengucurkan dana APBN untuk pembuatan jalur baru. Proyek fisik yanh dinanti oleh masyarakat Lombok. Urusan jalan baru ini sesungguhnya, beberapa kali disinggung oleh pemerintah provinsi. Namun, ada hal teknis yang tidak bisa sepenuhnya ditanggung Pemprov NTB.

Dari data Dinas Pekerjaan Umum Lotim, sebagian besar jalur penghubung dua pelabuhan di barat dan timur Lombok itu memang berada di Lotim. Jika mengacu jalan yang ada, tak kurang dari 40 kilometer ruas yang membentang di Lotim dari Jenggik di Terara hingga Kayangan Pringgabaya. Namun lantaran status jalan itu yang merupakan jalan negara, menurutnya kewenangan sepenuhnya berada di tangan pemerintah pusat.

 Kondisi jalan di Lotim memang sangat padat. Sebagai jalan negara yang menghubungkan urat nadi kawasan timur dan barat, kerap terjadi kepadatan di sejumlah titik. Berbagai hal menyebabkan hal itu, mulai dari pasar tumpah yang tersebar dari Terara, Paokmotong, Masbagik, Aikmel, Pringgabaya, hingga Labuhan Lombok. Ada juga penyebab lain semisal tradisi nyongkolan yang masih mengakar. Belum lagi kendaraan tradisional semacam cidomo yang memiliki kecepatan sangat rendah.

Apa yang sudah dikemukakan oleh presiden, harus disambut cepat. Segala halnyang menyangkut jalur trans itu harus segera dibahas provinsi bersama kabupaten yang dilintasi. Bila benar, akan membuat jalan baru, proses ini tentu tidak mudah. Setelah penyusunan detail engineering design (DED), harus dipikirkan soal pembebasan lahan. Masalah pembebasan lahan selalu menjadi momok pembukaan jalan baru. Pasalnya, harga yang ditawarkan masyarakat dengan hasil perhitungan kadang tidak bertemu. Ini kemudian yang membuat proses pembebasan lahan selalu berlarut-larut.

Hadirnya jalur baru sesungguhnya, tidak hanya memberi manfaat bagi masyarakat umum. Para pelaku bisnis akan diuntungkan. Jalur angkut barang semakin longgar. Distribusi melalui truk berjalan lebih cepat. Biaya yang dikeluarkan pun akhirnya lebih sedikit. Mari menunggu bersama, jalan baru yang akan membuat jalur di Lombok semakin nyaman.(*)

Tuesday 9 February 2016

Pers Harus Mengontrol Pemerintah

PUNCAK hari pers di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika digelar meriah. Presiden Indonesia Joko Widodo datang langsung. Orang nomor satu Indonesia ini seperti menebus halangan tahun lalu. Dalam Hari Pers Nasional (HPN) 2015, presiden yang akrab disapa Jokowi hanya diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam sambutannya, presiden Jokowi memberi apresiasi pada media massa. Era pers saat ini menurut Jokowi sudah bebas. Pers tidak lagi ditekan oleh pemerintah. Tidak lagi ada cerita pers diberedel pemerintah. Dengan kondisi pers saat ini, harus bisa menjadi penyampai pesan yang baik ke publik.

Jokowi memberi sindiran dalam era pers bebas. Saking bebasnya, ada pers yang justru menyuarakan pesimisme. Presiden membacakan judul-judul media massa yang membuat masyarakat gundah. Seperti rupiah melonjak, Indonesia hancur. Ataupun soal perekonomian yang diprediksi terus terpuruk. Posisi pers seharusnya membawa optimisme pada khalayak.

Soal kondisi pers terkini yang disampaikan oleh presiden, memang benar sudah bebas. Tidak seperti pers masa lalu yang dibredel karena tidak keras mengkritik pemerintah. Namun, kebebasan pers saat ini belum benar-benar bebas. Dalam beberapa tahun terakhir, intimidasi terhadap pers masih terjadi. Ada kelompok masyarakat maupun instansi pemerintah yang menghalangi kerja jurnalistik.
Masalah gugatan ke media massa pun masih terjadi. Ada langkah-langkah yang membuat pers keder.

Menyangkut optimisme terhadap pemerintah, pers kini tidak lagi mengusung bad news is good news. Paradigma pers sekarang adalah good news is good news. Tidak melulu berita buruk menjadi acuan dalam pemberitaan. Berita positif terhadap pemerintah tetap bergaung. Optimisme tetap disuarakan oleh media. Apalagi salah satu tugas media adalag mencerdaskan bangsa.

Kalau ada media yang dianggap membawa pesimisme, harus dilihat konteks informasi yang disampaikan. Bila tujuan penyebaran informasi itu untuk melecut pemerintah adalah hal yang baik. Kritik itu bagian dari obat, pahit namun menyehatkan. Pers Indonesia tidak ingin mengumbar angin surga ke masyarakat. Sebagai pilar keempat bernegara pers tidak sekadar mencerdaskan bangsa, pers harus ikut mengontrol kebijakan, serta siap mengkritik bila kurang tepat. Semoga pers Indonesia tetap bermartabat.(*)

Monday 8 February 2016

NTB Siap Segala Event

NTB tahun ini menggelar beberapa acara nasional. Setelah hari pers nasional (HPN) 2016 di NTB, selanjutnya menyusul acara MTQ nasional. Acara level nasional yang tidak bisa dipersiapkan sembarangan. Namun, komitmen Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi mengatakan, selalu siap menjadi tuan rumah yang baik.

Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani kemarin tiba di Mataram untuk mendampingi Presiden menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional. Setibanya di Mataram melalui Bandara Lombok International Airport ia langsung menyambangi Islamic Center yang akan menjadi tempat pelaksanaan MTQ Nasional 2016. Kedatangan Puan untuk melakukan pengecekan persiapan yang telah dilakukan pemerintah NTB di lokasi Islamic Center.

Jika dilakukan sejak dini cek dan re-check, maka dapat segera diketahui kekurangan dan bisa dicari solusinya. Mengingat ini adalah event besar yang akan diikuti oleh peserta dari 34 Provinsi seluruh Indonesia. Menteri meminta pihak pemerintah NTB untuk bisa memastikan dalam penyelanggaraannya agar jangan sampai terjadi masalah khususnya dalam pengelolaan keuangan bernegara. Selain itu, ia juga ingin memastikan akan dijadikan apa bangunan Islamic Center yang begitu megah dan luas.

Wakil gubernur NTB H Muhammad Amin yang mendampingi menteri PMK juga menyatakan kesiapan NTB untuk pelaksanaan MTQ Nasional. Dalam waktu dua bulan ke depan menurutnya segala persiapan sudah beres. Ini adalah kali kedua NTB dipercaya sebagai tuan rumah sejak 1973 lalu. Tentu kita akan mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya.

Terkait mau dijadikan apa bangunan Islamic Center ke depanmnya paska pelaksanaan MTQ nasional, wagub mengatakan semuanya sudah diprogramkan pemerintah NTB. Karena bangunan Islamic center akan dijadikan ikon NTB sebagai wisata syariah. Nantinya, bangunan ini juga akan dijadikan salah satu pusat peradaban kebudayaan islam di dunia internasional.

Pelaksanaan MTQ Nasional di NTB bakal digelar 30 Juli hingga 6 Agustus 2016 mendatang. Semua Total peserta yang dipastikan ikut mencapai 5000 lebih peserta dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia.

NTB sebagai tuan rumah acara nasional tidak pernah main-main. Seperti acara nasional yang sebelumnya, semua elemen ikut saling mendukung untuk menjadi tuan rumah yang baik. Menjadi tuan rumah acara nasional, memang memberi keuntungan tersendiri bagi daerah. Nama NTB bakal bergaung secara nasional. NTB memang terus menggeliat. Setelah pariwisatanya menanjak, daerah ini semakin dilirik sebagai venue acara berkualitas.(*)

Saturday 6 February 2016

HPN 2016 Momen Promosi NTB

GUBERNUR NTB TGH M Zainul Majdi menjanjikan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 di NTB bakal menjadi yang terbaik. Ucapan orang nomor satu di NTB itu menjadi sinyal, kalau peringatan hari pers tidak main-main digelar. Berbagai kegiatan yang digelar di NTB bakal berlangsung istimewa.

Benar saja, dalam sambutan Ketua PWI Pusat Margiono saat pembukaan pameran HPN di Lombok City Center (LCC) mengungkapkan, perayaan HPN di NTB begitu meriah. Rasa itu dimulai ketika KRI Makassar berangkat dari Surabaya ke NTB. Di dalam kapal perang TNI AL itu ada jendral-jendral TNI yang turut serta. Seratusan jurnalis di dalam kapal perang itu makin gembira ketika Panglima TNI Jenderal Gatot naik helikopter untuk bisa bertatap muka dengan para jurnalis. Begitu KRI Makassar bersandar di Pelabuhan Lembar, perasaan HPN sudah berakhir. Padahal HPN baru saja dimulai. Kemeriahan hari pers dirasakan disana-sini begitu tiba di NTB. Dalam pembukaan pemeran hari pers, Margiono pun memuji. Menurutnya, pameran di LCC lebih besar ketimbang pameran HPN tahun sebelumnya di Batam.

Ya, HPN 2016 memang dijadikan ajang promosi NTB. Gubernur mengakui, sedang dikejar target Kementerian Pariwisata cukup tinggi. NTB diharapkan bisa menembus 3 juta wisatawan. Jumlah yang tidak sedikit. Kalau daerah laian di Indonesia hanya ditarget naik 20 persen, NTB diminta menaikkan wisatawan 50 persen. Itulah menurut gubernur, peringatan HPN di NTB sebagai salah satu ajang jualan NTB. Provinsi dengan dua pulau besar yaitu Lombok dan Sumbawa memiliki kelebihan yang luar biasa. Keindahan alam saja tidak cukup, bila tidak dibarengi dengan promosi luar biasa. Hadirnya para jurnalis seluruh Indonesia, diharapkan bisa mengabarkan kepada khalayak luas tentang kondisi terkini NTB.

HPN 2016 di NTB memang bukan acara sembarangan. Untuk memeriahkan acara dan gaungnya, acara digelar di Kota Mataram, Lombok Barat, maupun Lombok Tengah. Pada puncak acara sendiri, bakal hadir Presiden Indonesia Joko Widodo. Para menteri juga ikut hadir dengan agenda kegiatan masing-masing. HPN di NTB diperkirakan dihadiri juga tamu-tamu dari luar negeri. Momen langka yang tidak datang setiap tahun. Semoga dengan digelarnya HPN di NTB, nama provinsi yang dahulu masuk dalam sunda kecil ini semakin mendapat perhatian.(*)

Monday 1 February 2016

Penegak Hukum Harus Bergerak ke TK-SD Model

ASET di TK-SD Negeri Model Mataram sedang jadi pembicaraan. Sekolah yang dahulu itu bekas sekolah bertaraf internasional sudah diserahkan ke Universitas Mataram. Namun penyerahan aset tersebut dibumbui kejanggalan.

Serah terima aset antara Universitas Mataram (Unram) dengan Pemkot Mataram berlangsung Juni 2014. Berita acara penyerahan itu ditandatangani Sekda Kota Mataram HL Makmur Said sebagai pihak kesatu. Sementara, Rektor Unram Prof Sunarpi bertindak selaku pihak kedua atau penerima aset.

Tapi, dalam penyerahan aset itu besaran nilai transfer dana imbal swadaya dari 2004-2009 terdapat selisih. Nilai bantuan pusat dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berbeda.

Merujuk dari dokumen berita acara serah terima aset TK-SD Model dari Pemkot Mataram maupun Unram tertanggal 28 Juni 2014, nilai transfer APBN dari 2004-2009 sebesar Rp 13.486.748.884. Sementara itu dari pusat berdasarkan surat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, gelontoran uang dari 2004-2009 Rp 15,5 miliar. Besaran itu belum termasuk dana pendamping Pemkot Mataram 30 persen yang diklaim lebih dari Rp 7 miliar.

Di tengah upaya kepindahan sekolah yang kini berstatus negeri, perhatian publik tentu mengarah pada perbedaan nilai aset. Jumlah dana yang turun dengan nilai aset yang diserahkan berbeda cukup jauh. Sementara dari pusat sendiri, jumlah anggaran yang turun seluruhnya dipakai untuk fisik. Bila mengacu standar pola penghitungan BPKP, perbedaan marginnya tidak akan sejauh ini. Apalagi dari Pemkot Mataram menyertakan dana pendamping 30 persen.

Penegak hukum, polisi maupun jaksa harus turun. Memeriksa kejanggalan yang ada di sekolah ini. Apalagi sekolah tersebut juga tengah dirundung problem. Masalahnya harus diurai satu-persatu, supaya pendidikan disana bisa berjalan dengan normal.(*)

Saturday 30 January 2016

Kopi Sianida yang Mirip Kisah Detektif

PUBLIK beberapa minggu terakhir tersita perhatiannya. Meninggalnya Mirna Salihin di Jakarta setelah mengkonsumsi kopi di salah satu kafe. Orang meninggal itu hal biasa. Tapi, ceritanya menjadi lain ketika meninggal setelah meminum kopi. Janggal, itulah kata orang.

Jenazah Mirna yang sudah dikubur pun akhirnya dibongkar. Jenazah diautopsi oleh polisi. Tujuannya mencari tahu kejanggalan temuan polisi. Naluri para penyidik, memperkirakan kematian tidak wajar. Dokter melansir memang tidak mungkin orang bisa meninggal karena kopi. Benar saja, hasil autopsi menemukan jenis zat bernama sianida di tubuh Mirna.

Polisi bergerak cepat, langsung mengumpulkan sampel kopi di kafe.
Disinilah cerita detektif itu dimulai. Bagi yang suka membaca atau menonton Sherlock Holmes ini seperti memecahkan teka-teki. Mereka yang suka membaca komik Detektif Conan juga tidak kalah sengit membandingkan kisah Mirna ini dengan serial komik asal Jepang.

Asas praduga tak bersalah tetap dikedepankan polisi dalam mengungkap kasus kematian Mirna. Namun, tekanan pemberitaan media massa menyorot pada dua orang yang mendampingi Mirna yaitu Jessica dan Hani. Namun, polisi tidak bisa gegabah. Untuk mengusutnya, harus dengan alat bukti. Minimal dua alat bukti bisa menetapkan tersangka.

Perjalanan polisi mengusut kasus pun tidak mudah. Pemeriksaan saksi, penggeledahan kafe, menghimpun para ahli, sampai memeriksa CCTV. Perhatian publik makin meningkat dari hari ke hari. Polisi seperti berputar-putar mencari bukti. Perhatian menjadi kian besar disaat bersamaan Jessica mengumbar cerita ke media. Tidak seperti rekan Mirna lainnya Hani yang memilih bersembunyi, Jessica berani tampil di televisi. Polisi semakin diuji dengan hilangnya celana Jessica. Dalam keterangannya celana itu dibuang. Opini publik makin deras mengarah ke Jessica.

Polisi tetap menyidik dengan bukti. Tidak ingin terbawa dengan opini publik. Bahkan untuk penyempurnaan, polisi berkoordinasi dengan kejaksaan. Beberapa hari polisi belum juga menaikkan status kasus Mirna ke penyidikan. Dan akhirnya, Sabtu (30/1) polisi menetapkan Jessica sebagai tersangka.

Kisah bak film detektif ini sepertinya belum berakhir setelah penetapan tersangka. Polisi dituntut membuktikan bukti-bukti yang membuat Jessica menjadi tersangka. Tidak sedikit hakim membebaskan terdakwa di persidangan karena tidak cukup bukti. Polisi harus memutar otak supaya akhir cerita ini benar-benar mirip Holmes ataupun Conan. Ya, dua detektif fiktif ini selalu membongkar kasus dengan bukti tak terbantahkan. Setiap kasus selalu memiliki 1001 alibi.

Kasus kematian Mirna menjadi bukti, kejadian fiktif bisa menjadi kenyataan. Ada kejadian yang kadang tidak bisa dinalar dengan mudah. Butuh kerja keras mengungkapnya. Ini sekaligus memberi peringatan, sepintar dan sehebat apapun membuat alibi dan kebohongan, cepat atau lambat akan terbongkar. Jadi, sebelum berbuat jahat pikirkan baik-baik dampak yang akan diterima.(*)

Friday 29 January 2016

Berjuang Demi Produk Godline

Clothing Produk Lombok (4)

Jumlah clothing lokal cukup banyak di Mataram. Meski begitu tidak menyurutkan clothing baru muncul. Kaos desain sendiri tidak hanya memberi kepuasan konsumen. Penjual pun puas bila karyanya dihargai. Modal cekak tidak lantas membuat pembuat clothing takut berkarya. Dengan modal terbatas, kaos tetap bisa dijual. Syaratnya tentu saja, harus punya ciri khas. Merek Godline clothing pendatang baru. Kreatornya M Fadilah Hafidz masih mahasiswa. Dana yang digelontorkan pun kecil.
"Modal terbatas. Jualan juga masih nitip," kata Hafidz.

Sebagai pendatang baru, kata Hafidz, harus berdarah-darah untuk promosi. Mau pasang iklan berat diongkos. Beruntung perkembangan teknologi makin pesat. Media sosial twitter dan instagram jadi sarana promosi. Di
twitter @_godline_ atau instagram @godline_ semua karya dipampang.
"Ada yang tertarik setelah lihat di twitter atau instagram," ucapnya.

Tidak dipungkiri, lanjutnya, medsos menjadi saran gaul anak muda. Promosi produk lewat medsos cuma butuh kreativitas. Rajin posting produk baru dan pintar menyebar kata.
"Positif adanya medsos untuk memulai usaha dengan modal terbatas," bebernya.

Diceritakan, desain clothing dibuat sendiri, dari sketsa tangan terus edit photoshop. Ada juga yang langsung buat pake corel draw. Proses ini dinilai artistik. Produknya handmade. Tidak terkesan desain asal comot. Karena rata-rata anak muda peminatnya. Desain bergambar (art) menjadi pilihan.
"Ada juga yang senang simpel. Kayak gambar logo sama font aja,
kita berusaha ngikuti selera," ujarnya.

Ditambahkan, karena baru memulai usaha, tentu saja Godline terus mengontrol pasar. Perkembangan terbaru harus di-update. Malah setiap masukan selalu diterima. Termasuk rajin bertukar pikiran dengan pemilik clothing lain.
"Ini belajar dan berjuang jualan," ucapnya tertawa.

Apid sapaan akrabnya, belum punya store sendiri. Tapi ia tidak malu menitip barang dititip di store lain. Ada tiga store merek Godline dipajang. Di Immortal, DUKE, dan Waroeng Creative.
"Keinginan saya tentu bisa punya store sendiri nantinya," ucapnya tersenyum.

Kaos merek Godline harganya hampir sama dengan clothing lokal lainnya. Tiap kaos dijual Rp 110 - 135 ribu. Memahami isi dompet anak muda penting. Saat ini pangsa pasar terbesar Godline adalah anak muda. Selanjutnya, secara bertahap Godline bercita-cita bisa menjadi apparel. Menyediakan kebutuhan fashion dari kepala sampai kaki.
"Dalam waktu dekat mau buat gelang Godline," tambahnya.(Bersambung)

Usut Tuntas Dugaan Korupsi Cilinaya

DUGAAN korupsi penjualan aset PT Pacific Cilinaya Fantasy (PCF) terus diusut penegak hukum. Polres Mataram bergerak kencang mencari tahu 16 titik aset Kota Mataram yang sudah diperjualbelikan. Ditengah upaya polres, ternyata Kejati NTB tidak kalah agresif menelusuri indikasi korupsi penjualan 16 titik aset tersebut. Bahkan, mereka telah mengantongi 16 sertifikat serta akta jual beli aset yang berlokasi di bagian selatan Mataram Mal.

Pengusutan dugaan korupsi aset itu cukup menarik karena langsung dilakukan dua instansi penegak hukum. Namun sesuai dengan kesepakatan dua instansi, mereka yang lebih dahulu mengeluarkan surat perintah penyelidikan berhak menuntaskan. Ini sesuai dengan Memorandum of Understanding (MOU) antara Kejaksaan, Polri, dan KPK.

Pergerakan dua instansi penegak hukum ini memang memunculkan anggapan bakal saling berebut. Namun, Kapolres Mataram dengan terbuka menyebut, bila memang kejati terlebih dahulu mengeluarkan surat perintah penyelidikan, maka polres harus menyerahkan hasil penyelidikannya ke kejati. Begitu juga sebaliknya, jika polres terlebih dahulu menangani kasus itu, maka kejati harus menyerahkan hasil penyelidikannya itu. Polres sudah mempelajari dokumen aset tersebut. Dimana, aset tersebut tertera Hak Pinjam Pakai. Namun, hal itu disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Pasalnya, oknum tersebut merubah dokumen menjadi Hak Milik (HM).

Dari kejati mengklaim menangani kasus tersebut sejak 2015. Langkah penyelidikan itu diambil berdasarkan laporan dari masyarakat. Jika melihat runtutannya, memang kejaksaan sudah bergerak lebih dulu. Hanya saja, tidak penting siapa antara polisi dan jaksa yang lebih dahulu turun. Pasalnya, dugaan yang penjualan aset yang mengarah pada korupsi cukup membutuhkan koordinasi saja. Paling penting, kasus tersebut diusut hingga tuntas sampai akar.

Bukan cerita baru antara korps Bhayangkara dengan Adhiyaksa menangani korupsi. Meski ada yang menyebut, kejaksaan spesialisasi dalam korupsi. Tapi, kepolisian sudah memasukkan kejahatan ekstra ordinary crime (baca:korupsi) sebagai salah satu atensi. Polisi tidak melulu menangani kejahatan konvensional seperti perampokan, pencurian, atau pembunuhan saja. Untuk membuka kasus Cilinaya semakin terang, baik polisi maupun jaksa tidak boleh punya ego sektoral. Harus memiliki kesamaan visi menuntaskan. Meski pada akhirnya hanya satu instansi yang berhak membawa kasus itu sampai penyidikan.(*)

Thursday 28 January 2016

Universitas Mataram Semakin Kompetitif

Rektor Unram Prof Sunarpi


Universitas Mataram merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri (PTN) di NTB, yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sumbangsih lembaga pendidikan ini sangat dibutuhkan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang diharapkan mampu memberikan ide, pemikiran dan kelimuannya untuk kemajuan daerah.

Hal itu tentu tidaklah mudah untuk diwujudkan. Dibutuhkan kecerdasan dan kemampuan manajerial dari seorang rektor yang menjadi top leader. Prof H Sunarpi, Ph.d, sebagai orang nomor satu di PTN tersebut berupaya untuk mewujudkan harapan dari seluruh masyarakat NTB tersebut.

Selama lima tahun memimpin Unram, beberapa upaya telah dilakukan. Semuanya terfokus pada program yang disebut ‘’Lima Pilar’’ pengembangan Unram. Pertama pilar pengembangan bidang pendidikan, kedua bidang penelitian, ketiga bidang pengabdian kepada masyarakat. Selanjutnya, yang keempat bidang sistem informasi, perencanaan dan kerja sama dan kelima bidang tata kelola.
Kelima pilar itu sudah disepakati bersama senat dan telah dituangkan ke dalam konstitusi baru yang disebut Statuta Unram. ‘’Statuta inilah yang menjadi dasar hukum dari seluruh kegiatan lembaga,’’ kata Prof Sunarpi.

Pengembangan pada pilar pendidikan, katanya, didahului dengan perbaikan aspek legalitas suatu perguruan tinggi, yaitu ijin operasional program studi (prodi). Selain itu, akreditasi prodi dan akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT). Tahap pengembangan selanjutnya adalah peningkatan kualitas input, proses dan output, pengembangan kompetensi dosen, peningkatan suasana akademik. Kemudian peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidikan dan pengembangan manajemen sistem informasi, baik yang akademik maupun non akademik.

Saat awal memulai jabatan rektor pada akhir 2009, jumlah prodi di Unram yang ijin operasionalnya masih berlaku hanya 10 persen. Kondisi ini sejalan dengan laporan evaluasi program studi berbasis evaluasi diri (EPSBED), yang valid di tiap prodi.
Oleh karena itu, program kerja yang pertama kali dilakukan adalah memperpanjang ijin operasional prodi yang telah habis masa berlakunya dengan membentuk Tim Percepatan EPSBED dan Akreditasi. Langkah yang dilakukan ini menghasilkan laporan EPSBED semua prodi valid 100 persen. Dan secara secara otomatis memperpanjang ijin operasional prodi yang masa berlakunya kadaluarsa. Dengan kata lain, tidak sampai satu tahun masa kepemimpinan yang telah dijalani, seluruh prodi memiliki ijin operasional yang masih berlaku.

Dari sisi peningkatan kualitas input, dilakukan dengan menyaring secara ketat mahasiswa yang diterima. Pasalnya, saat ini rasio peminat dan daya tampung Unram cukup tinggi. Semakin tinggi rasio maka semakin baik kualitas inputnya. Rasio peminat dan daya tampung Unram pada 2008 adalah 4,96. Angka ini meningkat menjadi 7,12 pada 2009.

Mantan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) ini, mengatakan, peminat jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di paling tinggi. Oleh sebab itu, Unram nomor satu nasional untuk paling sulit menerima mahasiswa baru. Berbeda dengan jurusan IPA yang cenderung menurun dari nomor 26 menjadi 28. Tapi kondisi itu terangkat oleh Fakultas Kedokteran yang mendapat grade satu nasional. Pasalnya, persentase kelulusan ujian kompetensi dokter indonesia (UKDI) sangat bagus. ‘’Unram sejajar tujuh FK lainnya, seperti UI, Unair, UGM, meskipun berada di posisi tujuh,’’ ujarnya.

Sementara proses pembelajaran di Unram dibangun berdasarkan perencanaan yang relevan dengan tujuan ranah belajar dan hirarkinya. Untuk menuju proses pembelajaran yang ideal dalam menghasilkan lulusan dengan kompetensi bidang ilmu yang diharapkan dilakukan berbagai upaya. Diantaranya, perbaikan buku tata tertib akademik dan pedoman pelaksanaan sistem kredit semester. Meningkatkan pelatihan ‘’Program peningkatan keterampilan dasar teknik instruksional’’ (PEKERTI) dan ’’Applied Approach’’.

Setelah melakukan perbaikan dari sisi input dan proses pembelajaran, diharapkan akan mempengaruhi kualitas output Unram. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan adalah indeks prestasi komulatif (IPK) rata-rata lulusan. Pada tahun akademik 2009-2010, rata-rata IPK lulusan Unram adalah 3,14.

Parameter lain untuk menentukan mutu lulusan adalah lama studi. Data pada 2009, mahasiswa Unram rata-rata menyelesaikan studinya kurang dari 4 tahun hanya sekitar 34 persen. Sedangkan lebih dari lima tahun mencapai 30 persen. Kemudian pada 2010, lulusan Unram program strata satu (S1) yang menyelesaikan studinya kurang dari 5 tahun sebesar 75 persen. ‘’Hal ini merupakan indikator penting keberhasilan pengelolaan sistem pendidikan yang telah ditetapkan,’’ kata ayah dari Eka Sunarwidhi Prasedya, S.Si, ini.

Guru Besar Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, ini mengatakan, peningkatan kompetensi dosen juga terus dilakukan. Unram saat ini memiliki tenaga pengajar aktif sebanyak 1.025 orang. Dari total itu, ada 11 persen berkualifikasi S1. Sedangkan pascasarjana (S2) 72 persen dan doktoral (S3) 17 persen. Jumlah dosen ini secara kuantitas cukup. Namun jika dihubungkan antara kebutuhan kurikulum dan ketersediaan dosen sesuai kualifikasinya di setiap prodi. Maka masih banyak bidang kajian atau ilmu yang kurang pengampunya. Kemampuan tenaga pengajar ini juga tidak linier dengan kurikulum prodi yang bersangkutan. ‘’Makanya saya tengah berupaya memetakan dosen-dosen yang sesuai dengan keahliannya,’’ terang suami dari Prof Hj Sri Widyastuti, M. App, Sc, Ph.D, ini.

Upaya lain di bidang peningkatan pendidikan, lanjut Sunarpi, adalah melakukan perubahan dari sisi suasana akademik. Kondisi yang sehat dan kondusif di Unram, saat ini sudah mulai terlihat dengan baik. Hal ini tercermin dari hubungan yang harmonis antar dosen, karyawan dan mahasiswa. Baik hubungan dalam fakultas maupun lintas fakultas.
Langkah lainnya di bidang pendidikan dilakukan melalui peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidikan. Salah satu yang menjadi prioritas utama Prof Sunarpi adalah menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP). ‘’Sarana itu sangat penting karena menjadi laboratorium bagi Fakultas Kedokteran,’’ tegas pria kelahiran Puyung, Kabupaten Lombok Tengah 4 Agustus 1962, ini.

Kemudian pilar kedua, yakni bidang Penelitian, kata Sunarpi, merupakan program utama dalam menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu untuk mendukung arah kebijakan dan strategi yang tertuang dalam visi dan misi Unram. Ilmuwan yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai rektor untuk periode kedua telah menetapkan arah kebijakan sebagai jawaban atas permasalahan yang ada pada masyarakat.

Arah kebijakan tersebut ditetapkan dalam Rencana Induk Penelitian Unram (RIP-UNRAM). Adanya RIP-UNRAM ini juga memacu peneliti Unram untuk bersaing mendapatkan dana hibah penelitian. Baik dari dana dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditlitabmas-Dikti), maupun dana hibah dari pihak luar Kemendikbud.

Orang nomor satu di Unram itu juga telah menetapkan 124 kelompok-kelompok peneliti bidang ilmu. Mereka sudah sudah memperoleh surat keputusan (SK). Pembentukan kelompok ini memiliki beberapa tujuan. Salah satunya penguatan diseminasi hasil penelitian yang diimplementasikan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Sunarpi juga menjamin keberlangsungan penelitian di Unram dengan menetapkan 15 persen dana PNBP untuk penelitian. Sumber dana penelitian lain APBN, DIPA Unram, dan DIPA Dikti.

Diakunya, jumlah dosen yang belum melakukan penelitian hingga akhir 2012 sekitar 47 persen. Padahal mereka wajib, mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian. Oleh sebab itu, upaya rangsangan pun dilakukan. Modelnya, dengan memperbesar dana penelitian dari berbagai sumber. Hingga Agustus 2013 nilai dana penelitian dari berbagai sumber sekitar Rp 20 miliar. Angka ini jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 3 miliar.

Dengan dana yang bertambah, Sunarpi tidak hanya menyediakan anggaran penelitian. Tapi juga akan memberikan penghargaan berupa intensif sebesar Rp 7 juta bagi dosen yang berhasil memasukkan hasil penelitiannya pada jurnal internasional. Tidak itu saja, bagi tenaga pengajar yang punya artikel atau paper untuk dipresentasikan ke internasional sudah disiapkan anggaran.

Dengan cara itu, diharapkan Unram akan dikenal dunia. Tidak itu saja, jika ada paten maka akan jadi income universitas. Selain itu, bahan ajar dosen akan menjadi lebih bagus.
Kemudian pilar pengabdian pada masyarakat (PPM) sebagai pilar ketiga, lanjut Sunarpi, sudah ditempuh dengan menelurkan beberapa kebijakan, seperti rencana induk pengabdian kepada masyarakat (RIPPM), menaikkan alokasi dana PPM yang berusmber dari PNBP menjadi minimal 10 persen. Selain itu, membuat kebijakan satu orang dosen tidak boleh lebih dari satu proposal PPM, baik sebagai ketua maupun anggota.
Pilar keempat adalah pengembangan pilar sistem informasi (SI), perencanaan dan kerja sama. Sifat sistem informasi yang dibangun Unram adalah pelayanan klien sebagai ujung tombak pelayanan kepada mahasiswa. Penguatan layanan dan penyebaran informasi berbasis website yang komperehensif dan berbasis pada kebutuhan layanan dan informasi pengguna. Selain itu, dilakukan sistem pengintegrasian sistem data dan layanan.

Dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan koherensi dengan layanan akademik dan manajemen secara keseluruhan. Sistem-sistem informasi yang dikembangkan memungkinkan seluruh pelayanan dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.
Sistem-sistem informasi yang dikembangkan adalah SI manajemen penerimaan mahasiswa baru (SIM-PMB), SI manajemen akademik (SIAKAD) SI manajemen keuangan (SIMKEU). Selain itu, SI manajemen kepegawaian (SIMPEG), SI perpustakaan, manajemen asset dan pembelajaran jarak jauh, Semua sistem itu dikembangkan secara terbuka (online) dan dapat diakses melalui internet.

Untuk pengembangan sistem perencanaan , sejak 2010 Unram telah melakukan perubahan dari sisi alur penyusunanan perencanaan. Dimana rektor melakukan penjabaran visi dan misi dalam suatu rapat kerja tahunan (RKT) bersama dengan dekan dan jajarannya. Selain itu, direktur pascasarjana, ketua-ketua lembaga, kepala biro dan kepala unit pelayanan teknis (UPT)).

Di bidang kerja sama, Sunarpi telah memperkuat kerja sama dengan dan menetapkan buku panduan pengelolaan kerja sama dengan Unram yang dididalamnya mengatur tata cara pelaksanaan dan evaluasi kerja sama Unram dengan pihak instansi pemerintah maupun swasta, baik di dalam dan luar negeri.

Kerja sama dengan luar negeri sudah dilakukan, seperti dengan Malaysia dan Thailand dan Jepang. Unram juga sudah membangun empat partit dengan New Zealand, China, Universitas Brawijaya, untuk membangun pusat penelitian lingkungan. Unram sebagai pusat penelitian.
Kerja sama dengan New Zealand lebih fokus ke sektor pertanian dan peternakan di kawasan timur Indonesia. ‘’Dalam waktu dekat saya akan ke New Zealand untuk penguatan kerja sama,’’ terangnya lulusan program strata satu (S1) Fakultas Pertanian Unram tahun 1984 ini.

Pilar kelima untuk mencapai visi dan misi Unram pada 2015 adalah pilar tata kelola. Menurut Sunarpi, pilar kelima ini dilakukan melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating and Controlling) sebagai sistem tata kelola kampus. Fungsi manajemen ini bersifat umum dan meliputi keseluruhan manajerial. Dalam pelaksanaannya, keempat fungsi manajemen ini berjalan secara spiral. Hal ini memungkinkan organisasi Unram bergerak terus menerus dan tidak berhenti pada satu tahap. Implementasi siklus manajemen diawali dengan merencanakan (merumuskan renstra dan renop), mengorganisasi staf dan sumber daya yang ada. Selain itu, melaksanakan renstra dan renop, pengawasan jalannya pekerjaan di dalam tahapan pengawasan dilakukan evaluasi untuk memperoleh umpan balik (feed back) sebagai dasar perencanaan selanjutnya (replanning).

Strategi Prof Sunarpi untuk mengangkat harkat dan martabat Unram di kancah nasional dan internasional itu sudah dilakukan selama lima tahun masa kepemimpinannya. Kini ia akan melanjutkan kembali strategi itu meskipun masih ada pro dan kontra.
Adanya sebagian kalangan yang belum percaya sepenuhnya dengan strategi dan manajemen baru itu tidak bisa dihindari. Namun Sunarpi terus berupaya meyakinkan mereka. Secara perlahan terus dilakukan karena semua untuk kepentingan dosen dan visi-misi unram menjadi kampus berkelas internasional pada 2025.

NTB Masih Rawan Bom Ikan

POTENSI perikanan Indonesia begitu besar. Dengan lautan yang begitu luas, potensi perikanan akan tetap menjadi idola. Wajar bila nenek moyang orang Indonesia dikenal sebagai pelaut. Sektor perikanan masih menggiurkan. Ikan asal laut Indonesia bahkan sampai menarik minat kapal-kapal ilegal untuk masuk.

Upaya untuk mengambil sumber daya laut, dilakukan dengan pola tradisional dengan pancing dan jaring. Ada juga menggunakan kapal pukat, dengan kemampuan tangkap lebih tinggi. Hasil laut itu tidak hanya ikan. Beragam biota seperti cumi-cumi, kerang, lobster, hingga kepiting cukup potensial.

Sayangnya, tidak semua nelayan menyadari pentingnya menangkap biota laut secara ramah. Ada segelintir nelayan yang menggunakan racun maupun bom untuk mengambil ikan.

Seperti pengakuan masyarakat Desa Sambik Elen yang mayoritas sebagai nelayan kini dibuat resah. Penangkapan ikan menggunakan bom ikan kembali terjadi. Namun penangkapan ikan dengan menggunakan bom ini diyakini dilakukan nelayan dari luar Lombok Utara. Kepala Desa Sambik Elen, Lalu Alwan Wijaya mengungkapkan beberapa hari terakhir menemukan banyak ikan yang ditemukan mati dengan tidak wajar di pesisir pantai. Jelas, langkah tersebut salah. Mengambil ikan dan biota laut lainnya dengan racun dan bahan peledak akan merusak ekosistem laut.

Lingkungan ikan dan biota laut lainnya akan rusak dengan racun dan bom. Apalagi bahan peledak memiliki daya hancur. Terumbu karang yang notabene tempat ikan berkembang biak bakal ikut hancur. Bila tempat berkembang biak dan memijah itu rusak, bagaimana perkembangan biota laut.


Mengebom ikan di laut adalah langkah culas. Demi kepentingam ekonomi sesaat mengorbankan keberlangsungan kehidupan di laut. Ketika ekosistem rusak, maka tangkapan nelayan akan semakin turun. Nelayan yang biasanya menangkan ikan dengan ramah, ikut kena dampak. Aparat, pemerintah, dan masyarakat tidak boleh tinggal diam. Segala bentuk kegiatan yang merusak lingkungan harus ditangani serius. Pengebom ikan harus ditangkap. Diberi sanksi dan hukuman setimpal.(*)

Wednesday 27 January 2016

Awas, Akun FB Palsu Gubernur NTB

PUBLIK harus lebih hati-hati menggunakan media sosial (medsos). Sekarang inu di medsos bertebaran akun palsu mengatasnamakan publik figur atau pejabat. Tidak sulit memang membuat akun medsos palsu. Cukup membuat data-data anonim, maka akun tersebut sudah bisa beredar di dunia online.

Akun-akun palsu di medsos ini kemudian kerap dipakai untuk tindak kejahatan, mulai dari penipuan hingga kejahatan seksual. Seperti baru-baru ini ada akun facebook yang mengatasnamakan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi. Padahal orang nomor satu di NTB itu tidak memiliki akun facebook aktif. Pernah memiliki akun, namun sudah non akti.
Keberadaan akun bodong itu sudah mulai meresahkan. Laporan dari beberapa orang yang mengaku sempat diajak berkomunikasi oleh pemilik akun yang mengatasnamakan diri sebagai gubernur tersebut. Beberapa orang itu mengaku dimintai uang oleh pemilik akun palsu ini.

Di akun bodong itu memang tidak terlihat aktivitas mencurigakan. Hanya tampak beberapa foto kegiatan gubernur yang diposting. Namun, diam-diam rupanya si pemilik akun palsu tersebut mencari “mangsa”.

 Oknum tak bertanggungjawab tersebut mengirim inbox atau pesan pribadi ke beberapa akun lainnya. Dengan mengatasnamakan gubernur NTB, yang bersangkutan kemudian menawarkan program umroh gratis. Namun, untuk mengikuti program itu, gubernur palsu itu meminta imbalan khusus berupa uang.

 Melihat sengkarut akun ini, Pemprov NTB pun mengambil langkah tegas untuk melaporkan akun bodong atas nama TGB tersebut ke polisi. Harapannya, agar tidak sampai ada korban yang ditipu. Di facebook sendiri, akun palsu tidak hanya satu. Ada empat akun yang mencatut. Tidak hanya nama, foto-foto gubernur pun diposting di situ jejaring sosial itu. Beberapa komen netizen pun ikut membanjiri foto-foto yang diposting, mengira itu benar akun FB milik TGB.

 Laporan pemerintah provinsi ke Direktorat Reskrim Khusus (Ditreskrimsus) Polda NTB tujuannya jelas. Jangan sampai ada yang menjadi korban kejahatan dunia maya. Polisi pun harus bergerak cepat. Menemukan segera pembuat akun palsu. Dengan begitu, akun abal-abal tidak lagi beredar. Publik dituntut lebih cerdas bermain medsos, tidak mudah terjebak dengan akun-akun yang belum jelas.(*)

Monyet Pusuk Lombok Utara yang Lucu

Jaluta di Lombok begitu beragam. Dari mulai lautan, air terjun, sampai pegunungan. Diantara beberapa dataran tinggi di Lombok, kawasan Pusuk Lombok Utara cukup menarik.
Jika melintasi jalur yang menghubungkan Lombok Barat dengan Lombok Utara, pasti melewati jalur pusuk. Kawasannya sejuk dengan pepohonan yang rimbun. Segarnya udara di dataran tinggi pun begitu terasa. Bagi yang biasa hidup di perkotaan, lokasi sepanjang Pusuk sangat asyik.

Ketika melintasi Pusuk, ada pemandangan yang tidak biasa. Sekumpulan monyet-monyet lucu melintasi jalur Pusuk. Mereka terlihat jinak. Ada beberapa monyet betina tengah menggendong anak. Untuk anda yang melintas, tidak usah takut tidak usah khawatir. Turun saja untuk melihat monyet itu dari dekat. Banyak diantara wisatawan asing maupun domestik yang turun memberi makan. Tidak lupa bule ini mengabadikan gambar mamalia yang jago memanjat pohon.

Turis sedang memberi makan monyet di Pusuk, Lombok Utara.

Dari informasi warga sekitar, monyet yang ada di Pusuk ini sudah ada cukup lama. Bahkan, dahulu populasinya lebih banyak ketimbang sekarang. Habitat hidupnya sendiri masih cukup mendukung. Meski di kawasan Hutan Pusuk, illegal logging masih terus terjadi. Kondisi yang bisa mengancam populasi monyet-monyet lucu ini. Keberadaan satwa yang doyan pisang ini harus tetap dilestarikan. Karena monyet lucu di Pusuk, menjadi daya tarik wisatawan. Para tour guide pun bisa mengarahkan wisatawan untuk menikmati kesejukan sekitar Pusuk. Tapi, wisatawan perlu sedikit berhati-hati ketika musim hujan tiba. Kawasam di sekitar Pusuk, kerap dilanda longsor. Sebaiknya tidak berlama-lama saat cuaca kurang bagus. Menghindari malapetaka yang bakal terjadi.
Jalur Pusuk berkelok. Hijaunya rerimbunan pohon ada di kiri dan kanan.

Jalur di Pusuk dikenal dengan kelokannya. Wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi sebaiknya berhati-hati, apalagi dalam kondisi hujan. Jalurnya cukup licin. Beberapa pengendara yang melintas, pernah terjatuh karena kelokan dan jalan licin.  Namun, bagi traveler tidak lengkap ke Lombok jika belum merasakan lintasan Pusuk. Back to nature. Suasana yang sulit dijumpai di kota besar yang penuh kepenatan.

Pantai Ampenan Ikon Kota Mataram

Bertandang ke Pantai Ampenan saat ini jauh berbeda dengan beberapa tahun silam. Sejak Pemkot Mataram mulai menata Pantai Ampenan 2014 silam, kondisinya sekarang lebih rupawan. Begitu tiba di gerbang pantai, langsung disuguhi tulisan Pantai Ampenan. Pantai ini pun disebut sebagai ikon Kota Mataram, seperti kota-kota lain di Indonesia yang juga memiliki ikon pantai.

Datang ke Pantai Ampenan, sebaiknya sore hari. Kita akan menikmati riuhnya pengunjung. Pantai Ampenan kini memang berubah menjadi salah satu destinasi wisata favorit. Di pantai, tidak cuma menawarkan ombak dengan sunset atau sunrise. Bagi yang berkeluarga, bisa sekaligus memanjakan anak. Beragam permainan anak tersedia di Pantai Ampenan. Mau berbayar atau gratisan, tergantung pilihan. Di waktu tertentu, di tengah area sekitar pantai digunakan oleh anak-anak muda untuk bermusik. Mereka berdendang riang gembira. Pengunjung bisa menikmati hiburan disana.

Ingin menikmati suasana pantai, ada anjungan Satu Hati yang dibangun oleh Honda Region NTB. Bagi yang suka berselfi ria, lokasi sekitar anjungan cukup menarik. Pondasi sisa dermaga pun bisa disaksikan dari anjungan ini. Di pondasi itu biasa sejumlah nelayan asik memancing. Nyaman. Sejarahnya, sebelum pelabuhan pindah ke Lembar, Pantai Ampenan menjadi pelabuhan dagang. Segala hilir-mudik kapal bersandar di Ampenan. Oleh warga sekitar sering disebut "Pantai Bom".

Penggila foto tidak usah khawatir. Selain lokasi sekitar anjungan, di bagian utara pantai, ada ikon yang asik yang mirip Pantai Losari di Makassar. Tulisannya berwarna merah mencolok "Pantai Ampenan". Di sekitarnya ada deretan warung yang menyediakan berbagai makanan, dari yang ringan sampai berat.

Untuk penggemar seafood, Pantai Ampenan direkomendasikan. Beberapa warung menyediakan berbagai olahan laut. Bagi yang suka kerang, cumi-cumi, udang, kepiting, ikan bakar, dan banyak lagi, ini lokasi menarik. Harga menyesuaikan kantong, yang pasti tidak semahal harga restoran. Soal rasa, boleh diadu.

Penataan Pantai Ampenan masih terus berjalan. Ada galeri dan beberapa ruang baru yang disiapkan pemerintah. Lokasinya makin representatif dan menyenangkan. Tidak heran kalau grup band ibukota seperti Zivilia tertarik syuting video klip di Pantai Ampenan.(*)























Tampil Fun dan Penuh Warna

Clonthing Produk Lombok (3)

sembarangan memilih pakaian. Lovely Sunday berusaha menampilkan produk mewakili anak muda. Tidak gampang terpengaruh dengan model yang booming, menjadi pemikiran clothing lokal. Itu sejalan dengan keinginan konsumen. Banyak konsumen bangga karena menggunakan pakaian beda.

Owner Lovely Sunday Lalu Rio Febri Saputra sejak pertama meluncurkan clothing, tidak suka ikut-ikutan. Ia tidak mengikuti kaos yang sedang trend. Dikhawatirkan produknya serupa.

"Kalau kita sudah berbeda dengan clothing lain, pasti konsumen tetap ingat dengan produk kita," katanya.

Diceritakan, tematik clothing memang tidak melulu harus sama. Dengan begitu, konsumen banyak pilihan. Saat ini banyak yang menjual produknya dengan desain tengkorak, wanita bertato, atau desain komunitas.

"Lovely Sunday lebih ke arah konsep yang fun," bebernya.

Konsep fun yang dimaksud, kata Rio, dengan banyak bermain warna. Termasuk tidak memilih tema desain terkesan gelap. Dengan begitu kaos tidak terkesan monoton. Tampilannya jadi penuh warna.
"Konsumen pun puas dengan konsep itu," ucapnya.


Salah satu clothing produk Lovely Sunday

Anak muda tidak mau Clothing dominan Clothing yang lahir 2010 silam ini, lanjutnya, selain kaos juga membuat kemeja,jaket,topi, dan jeans. Harga dari Rp 120 ribu. Rio termasuk pendukung clothing lokal. 

Sekarang banyak bermunculan distro atau clothing indie yang memang pelakunya anak muda Mataram. Menurutnya, itu bagus untuk iklim bisnis kreatif agar semua bsa termotivasi menjadi pengusaha.

"Kita malah mesti support teman-teman kita dari Lombok. Karena mau ikut gabung bangkitkan industri kreatif lokal," ujarnya.

Pemuda 24 tahun ini mengatakan, munculnya clothing luar tidak boleh membuat clothing lokal menyerah. Itu harus dijadikan tantangan. Disikapi santai. Tapi, clothing lokal tidak boleh berhenti berinovasi. Dengan begitu karya yang dihasilkan tidak ketinggalan zaman.
"Supaya tidak kalah harus ada yang baru dibuat," imbuhnya.

Melihat persaingan saat ini, tambah Rio, volume produksi dan penjualan jauh meningkat dari pada dulu mulai berdirinya. Di awal berdiri harus membentuk pasar. Kini pangsa pasarnya sudah terbentuk baik. Tinggal mengawal pasar dengan baik. Saat ini daya beli clothing lokal di Mataram cukup tinggi.

Perkembangan penjualan distro di Mataram yang bagus, Rio memasang target ke depan bisa membuka distro di beberapa tempat. Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa, Bima, dan Dompu. Melebarkan sayap keluar daerah ikut membuat clothing lokal makin eksis.(Bersambung)

























Tuesday 26 January 2016

Mengkaji Masuknya Beras Luar NTB

PROVINSI NTB selama ini dikenal sebagai penghasil beras. Dahulu NTB pernah dikenal dengan padi gogo rancahnya (Gora). Dari tahun ke tahun pun produktivitas padi NTB cukup bagus. Namun, Bulog Divre NTB membuat kejutan dengan rencananya dalam waktu dekat mendatangkan beras dari Jawa Timur ke NTB. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung sekitar 7000 ton.
 Langkah dari Bulog ini tidak serta-merta disetujui pemerintah provinsi. Diprediksi, panen pada Januari ini mencapai 24 ribu ton beras. Cukup untuk cadangan beras dalam daerah tanpa perlu mendatangkan stok tambahan dari Jawa Timur. Bahkan untuk memastikan rencana panen tersebut, Dinas Pertanian pun menantang Bulog untuk turun lapangan bersama-sama. Dinas Pertanian akan berkoordinasi dengan kelompok-kelompok tani bersama Bulog dan memantau area tanam yang akan panen pada Januari .
 Luas areal tanam diprediksi mencapai 8000 hektare lebih. Sementara, asumsi mendapatkan gabah kering giling dari area tersebut sebanyak 40 ribu ton. Jika dikonversi ke beras, maka akan memperoleh 24 ribu ton beras pada Januari.
Alasan Bulog sendiri mendatangkan beras dari Jawa Timur menyangkut harga beli. Bulog yang tidak bisa membeli beras dengan harga pasar Rp 9000 sementara harga Bulog Rp 7300. Harga di NTB dinilai terlalu tinggi. Persoalan ini sebenarnya bisa disikapi. Menurut Dinas Pertanian Bulog bisa membeli gabah kering panen dengan harga Rp 4200. Bulog nanti bisa mengeringkan dan menggiling sendiri gabah kering. Itu solusi yang paling bisa dilakukan
 Mendatangkan beras dari luar NTB memang tidak bisa serampangan. Perlu dikaji mendalam. Tidak buru-buru. Jika pasokan di NTB saja mencukupi, lalu buat apa mendatangkan beras dari luar. Dengan kondisi beras berlimpah di NTB, akan berlaku hukum pasar. Bila produksi lebih banyak dari permintaan, maka harga akan anjlok. Kebijakan ini jelas merugikan petani. Mereka tidak bisa mendapatkan harga panen sesuai harapan.
Pertanian sendiri sekarang semakin ditinggalkan oleh anak muda. Dunia pertanian dianggap kurang memberi kesejahteraan. Untung menjadi petani kian tipis. Malahan, kalau kurang hati-hati bisa buntung. Pertanian harus disupport oleh pemerintah daerah dari hulu sampai hilir, supaya memberi income memuaskan. Kalau sudah tidak ada yang bertani, kemana kita akan mendapat beras, apa impor dari luar negeri?. Bukankah seperti lagu Koes Plus tanah kita tanah surga.(*)

Friday 15 January 2016

Gafatar Lain di Sekeliling Kita


"Ketika kebutuhan manusia akan materi semakin tinggi, ketika itulah agama mulai ditinggalkan,"

Mungkin ini jugalah momentum masuknya gerakan atau sempalan seperti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sedang ramai diperbincangkan. Gerakan yang disebut membuat hilang banyak orang di Indonesia. Gerakan ini membawa misi kemandirian. Gerakan yang mengklaim bakal memperbaiki manusia Indonesia. Organisasi ini menyeruak setelah seorang dokter bernama Rica di Jawa Tengah tiba-tiba menghilang bersama anaknya.
Melihat latar belakang simpatisannya dari berbagai elemen dan memiliki intelektual cukup mumpuni. Apakah ini juga berarti soal mengejar materi?

Dari perspektif saya, jelas doktrin yang dibawa Gafatar tidak sembarangan. Ada gerakan halus yang dipakai. Benar, Gafatar menonjolkan diri sebagai gerakan sosial. Di NTB sendiri rupanya Gafatar sudah lama masuk. Bahkan kerap menggelar aksi sosial di beberapa lokasi di Pulau Lombok. Gafatar banyak menyasar kalangan muda. Pelajar pun masuk menjadi anggotanya. Ketika ramai Gafatar secara nasional, baru diketahui ada putra NTB yang sudah terlibat beberapa tahun terakhir. Malah yang terbaru warga Lombok Barat tidak pulang setelah lama masuk di Gafatar. Setelah anggotanya merasa "nyaman" baru doktrin masuk. Dari kesaksian salah satu keluarga anggota Gafatar, mereka tidak menggunakan atribut agama. Ada anggotanya yang diminta melepas jilbab. Lebih aneh lagi, meminta mengganti salam dari Assalamualaikum menjadi salam damai sejahtera. Bahkan mengaji dan shalat pun dianggap tidak perlu.

Apa ini berarti Gafatar tengah melakukan penistaan agama? Hingga kini memang masih ditelusuri serius eksistensi Gafatar. Harus dicatat organisasi ini gelap alias tidak terdaftar. Di beberapa daerah pun sudah dilarang. Penistaan agama yang dilakukan belum dilansir oleh aparat hukum. Tapi, melihat pentolan dalam Gafatar yaitu Ahmad Musadeq, patut diduga organisasi ini memang mengarahkan pengikutnya menjauhi agama. Musadeq pernah dipenjara karena penistaan agama. Musadeq mengklaim sebagai nabi dan menerima wahyu. Ia membawa ajaran baru millah ibrahim. Dalam kondisi negara gonjang-ganjing agama tidak diperlukan. Musadeq pun menyebut boleh tidak shalat, puasa, maupun mengaji.

Heboh soal Gafatar sesunguhnya sebagai peringatan. Ada kelompok yang sedang bergerilya untuk merusak agama di Indonesia. Soal perusakan agama dan pengkuan nabi palsu, bukan cerita baru dalam islam. Ada antagonis yang begitu dikenal sepanjang zaman yaitu Musailamah, karena dikenal sebagai pendusta namanya lebih dikenal dengan Musailamah Al Kadzab. Di masa kekhalifahan islam setelah Rasulullah wafat, antagonis seperti ini bermunculan. Semua ditumpas. Paling banyak muncul di era Khalifah Usman Bin Affan.

Sekarang ini gerakan seperti ini banyak sekali. Sebenarnya bukan Gafatar saja yang diwaspadai. Kebanyakan bergerak dibawah tanah. Kumpul-kumpulnya hanya di kalangan terbatas. Ada cerita gerakan-gerakan masuk ke sekolah dan kampus, tidak membawa nama agama. Kedoknya membawa misi kemanusiaan. Mereka menyasar pelajar atau mahasiswa yang dinilai kurang fundamental dalam agama. Doktrin dimasukkan secara halus. Dimulai dengan kegiatan sosial. Peduli pada lingkungan atau sesama manusia. Bahkan untuk merekrut anggota, ada yang menggunakan tipuan. Setelah menemukan sasaran, diajak bertemu. Dalam pertemuan seolah-olah ada orang terpandang dihadirkan. Selanjutnya cuci otak berjalan. Mulai mengkritik ajaran agama dan menyalahkannya. Kemudian mereka membawa ajaran baru. Kondisi remaja yang umumnya labil, bisa dengan mudah terbawa masuk sangat dalam ke organisasi. Bahkan mereka rela meninggalkan orang tua.

Dengan kondisi kekinian. Peran tokoh agama begitu sentral. Para ulama harus kian rajin turun ke masyarakat. Membawa pesan dakwah lebih membumi. Salah satu faktor ceramah agama "kurang" mengena di kalangan muda adalah cara penyampaian. Anak muda sekarang suka dengan penyampaian yang diselingi humor. Dakwah dari sekolah ke sekolah maupun kampus ke kampus harus lebih militan. Seperti militannya gerakan perusak agama memasukkan doktrin.

Penguatan spiritual dan lemahnya kontrol orang tua pun perlu menjadi catatan penting. Saat ini jarang orang tua yang mengawasi anaknya secara intens. Pokoknya urusan bayaran pendidikan beres. Untuk urusan agama tidak sedikit orang tua merasa berat. Urusan les matematika, bahasa Inggris, fisika, ataupun kimia dengan biaya jutaan mudah keluar. Urusan pendidikan agama yang sebulan puluhan ribu, kadang masih tawar-menawar.Ini kemudian yang membuat gerakan "sempalan" leluasa masuk. Setelah cuci otak, biasanya anggotanya langsung percaya. Mereka pun yakin dan mengikuti semua arahan. Jika pengawasan orang tua dan pembekalan agama begitu ketat, organisasi semacam ini bisa dihindari.

Ketika Surga dan Neraka Dijual Manusia

Doktrin yang masuk berbau agama, namun sesungguhnya menyimpang dari agama. Itu kondisi nyata beberapa tahun terakhir di Indonesia. Paradigma baru masuk dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia sekarang sudah biasa jualan surga dan neraka. Kalau kelompok ini adalah kafir, golongan ini adalah musuh. Begitu mudahnya menghukumi sesuatu. Munculah kemudian manusia yang ingin membangun gedung bertingkat tanpa memikirkan pondasinya. Pokoknya yang penting sudah sampai atas. Itulah juga yang terjadi dalam pemahaman agama.

Dalam lingkungan sarung dan bakiak (istilah untuk pesantren) untuk mengenal Rabb dimulai dengan syariat, kemudian hakikat, dan makrifat. Dimana syariatnya jelas, kaitan dengan rukun islam. Syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Untuk memahami syariat ini pun sumbernya jelas, berasal dari Alqur'an dan hadist. Ada "jembatan" penghubung supaya syariat ini dipahami lebih utuh. Dari kalangan pesantren umumnya mempelajari kaitan soal fiqih biasanya Kifayatul Ahyar ataupun Bulughul Maram, masalah waris mewaris Faraid soal hadist melalui Riyadus Shalihin, termasuk belajar kitab-kitab seperti Ihya Ulumuddin, Talimul Mutaalim. Dan masih banyak lagi. Pemahaman secara utuh ini kemudian mengantarkan pada hakikat. Dimana seluk-beluk keagamaan dipahami secara kaffah. Hingga akhirnya sampai pada tingkatan makrifat billah. Mengenal Rabb begitu dekat, bahkan merasakan bersemayam dalam hati.

Kembali kepada soal Gafatar maupun aliran lainnya, itu berupaya mengarahkan pengikutnya mencapai gedung tertinggi tanpa mau repot membangun pondasi gedungnya. Tanpa disadari gedung itu bakal rata dengan tanah dalam beberapa saat. Janji mereka adalah jaminan surga. Bila tidak patuh neraka menanti. Pemahaman sederhana yang lebih ditakuti oleh kita kebanyakan. Seolah-olah urusan surga dan neraka menjadi dagangan dunia. Dan bukan hanya Gafatar, doktrin ini juga yang banyak dipakai oleh para teroris mencari jaringannya. Hasilnya, bom bunuh diri untuk menghabisi orang asing itu boleh. Adakah agama yang mengajarkan kekerasan?. Tidak ada. Sebenarnya masih banyak Gafatar lain di sekitar kita. Hanya kebetulan media sedang ramai membicarakan. Tanpa kita sadari, setiap waktu kita diombang-ambing doktrin yang tidak jelas sumbernya.

Dalam catatan saya yang sederhana dan tentu saja dengan banyak kesalahan. Ingin membagi cerita, bahwa kesederhanaan kita berpikir soal agama, membuat kebanyakan kita menjadi jumud. Berpikir begitu angkuh dan dapat mengatur jual beli surga dan neraka. Menjalankan agama dari puncak tertinggi. Menganggap agama itu begitu mudah. Menganggap agama bisa menjadi tameng atau sebaliknya menganggap agama sebagai penghalang. Saya meyakini islam sebagai rahmatan lil alamin, rahmat untuk seluruh semesta.(*)






Thursday 14 January 2016

Bom yang Membuat Pedih

INDONESIA kembali diguncang bom. Ledakan di Jalan Thamrin, Jakarta memakan korban. Ada korban meninggal dan ada yang luka-luka. Belasungkawa untuk para korban mengalir. Luar negeri bereaksi. Mereka mengingatkan semua warga negaranya untuk berhati-hati. Nama Indonesia kembali jadi sorotan dunia. Dugaan langsung mengarah pada ISIS, jaringan yang tengah gencar berperang di Timur Tengah. Disinyalir memang ada sejumlah warga Indonesia yang bergabung dan menjadi milisi ISIS. Ledakan di Pospol Sarinah seolah menjadi warning dari ISIS untuk Indonesia.
Bicara soal teror, bukan kali ini saja terjadi di Indonesia. Sudah beberapa kali negeri ini diguncang dengan bom. Korban jiwa cukup banyak, baik warga Indonesia maupun asing. Nama Indonesia cukup nyaring di dunia internasional sebagai pemasok teroris.
Aksi di Jalan Thamrin kemudian memunculkan dugaan dan banyak spekulasi. Dari kelompok teroris mana mereka muncul. Padahal sebelumnya kepolisian sudah melansir, kelompok teroris sudah dibabat. Sisanya hanya ada beberapa orang, itupun sedang bersembunyi di Sulawesi.
Teror bom di Jakarta, layak membuat kita berduka. Namun, kita harus melihatnya dengan pikiran terbuka. Tidak mudah membuat opini atau menduga bahwa aksi teror itu berkaitan dengan agama. Karena tidak ada satupun agama yang mengajarkan menyakiti atau membunuh orang. Cara pelaku teror bom jelas tidak pernah diajarkan dalam agama.
Teror dilakukan untuk membuat masyarakat panik dan ketakutan. Pasalnya, dengan ketakutan tersebut, bisa memicu saling mencurigai. Konflik meluas itu yang diharapkan oleh si penebar teror. Mereka tidak ingin Indonesia damai. Indonesia yang dikenal memiliki keragaman suku, budaya, dan agama dianggap seksi untuk diacak-acak.
Jelas, teror di Jakarta ikut mempengaruhi kondisi pasar. Tengok saja anjrotnya harga saham. Kondisi rupiah yang semakin melemah. Termasuk ketakutan wisatawan mancanagera bertandang ke Indonesia. Teror bom yang terjadi, membawa efek domino yang luas. Selain memakan korban langsung. Bangsa ini ikut kena efeknya. Ekonomi ikut morat-marit karena teror. Investor takut untuk masuk.
NTB sebagai destinasi favorit wisatawan ikut terdampak. Sebagai provinsi yang memiliki andalan pariwisata, banyak diincar wisatawan asing. Kejadian itu bisa saja membuat mereka takut berwisata. Seperti diketahui, keamanan menjadi harga mati dalam dunia pariwisata. Jangan harap wisatawan datang ke wilayah yang membahayakan.
Lalu apa langkah yang perlu dilakukan? Ledakan di Jalan Thamrin, sesungguhnya ledakan di kawasan kecil. Tidak bisa digeneralisir seluruh kawasan Indonesia mencekam. Kejadian itu hanya menyerang Jakarta. Untuk daerah Jakarta tidak perlu panik. Dari NTB harus memberi trust pada wisatawan, Pulau Lombok dan Sumbawa baik-baik saja. NTB semestinya sanggup membangun branding nyata, seperti menyampaikan secara luas melalui media massa maupun media sosial bahwa NTB aman terkendali. Semoga saja aksi teror di Jakarta menjadi aksi terakhir. Tidak ada lagi aksi serupa di daerah lain.(*)

Monday 4 January 2016

Komandan Minta Bereskan Korupsi di NTB

TAHUN lalu Polda NTB cukup banyak menangani kasus korupsi di NTB. Sebagai kejahatan luar biasa atau ekstra ordinary crime, korupsi memang tidak boleh dibiarkan. Akibat prilaku korup, banyak proyek atau anggaran yang dihajatkan untuk masyarakat menjadi tidak tepat sasaran.
Terhadap masalah korupsi Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono cukup serius memberantas tindak pidana korupsi. Jenderal bintang satu ini memerintahkan anak buahnya menggarap maksimal kasus korupsi kelas kakap. Tidak hanya kasus baru, kasus lama pun diharapkan bisa dituntaskan. Kapolda tidak ingin penyidik tindak pidana korupsi fokus menyelesaikan tunggakan, sementara kasus korupsi yang baru tak diurus maksimal.
Korupsi kelas kakap yang tengah ditangani Polda NTB seperti pembangunan PLTU Jeranjang, Tanggul Kali Unus BWS, Kantor Dukcapil Kota Mataram, Gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) Lombok Utara, Kategori dua (K2) Bima, dan Bansos Dompu tetap digarap.
Untuk penanganan korupsi memang tidak bisa sim salabim. Penyidik harus memperkuat bukti-bukti yang mengarah kepada tersangka. Butuh waktu, mulai dari pengumpulan data, keterangan, ahli, hingga penetapan tersangka. Jadi, tidak serta merta disangka korupsi maka langsung ada tersangka dan disidang. Tidak jarang dalam penanganan korupsi, polisi juga butuh tim ahli untuk memastikan korupsi yang dilakukan.
Meski membutuhkan waktu, bukan berarti polisi bisa berleha-leha untuk menangani. Sekarang masyarakat bisa memantau setiap perkembangan korupsi. Bila ada sesuatu yang janggal, pasti memicu kasak-kusuk di masyarakat. Belum lagi aktivis anti korupsi yang tetap lantang meneriakkan perlawanan pada korupsi. Kalau ada penanganan korupsi yang masuk angin atau lelet, petisi perlawanan bakal muncul.
Perintah dari Kapolda NTB harus menjadi ultimatum bagi seluruh anggota. Bila kepala menginginkan namun tubuh tak mau bergerak, maka semuanya tidak akan berjalan. Untuk menangani korupsi, korps baju coklat harus sekata dan seperbuatan dari atas sampai bawah.
Kapolda NTB sendiri tidak segan meminta masyarakat untuk melaporkan dan mengawasi setiap tindakan korupsi. Jika perlawanan korupsi sudah berjalan antara aparat dan masyarakat, tentu ini menjadi momen yang bagus. Seperti diketahui, kasus korupsi yang terjadi di Indonesia tidak hanya terjadi di pusat saja. Kasus tersebut juga banyak terjadi di daerah.(*)

Sunday 3 January 2016

Kapolda NTB Mengagumkan

PERAN kepolisian dalam penanggulangan kriminalitas sangat penting. Korps Bhayangkara menjadi palang pintu utama menekan kejahatan. Tidak hanya kejahatan, polisi memiliki peran penting dalam pemberantasan korupsi. Beberapa tahun terakhir, kepolisian di Indonesia terus mendapat pandangan miring. Salah satu yang menghebohkan adalah "pertengkaran" dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ramai-ramai publik memberi opini miring pada polisi. Apalagi saat terjadi kriminalisasi pada pimpinan KPK. Sebelumnya, sejumlah petinggi Polri pun diguncang dengan tindak pidana korupsi. Ini kemudian yang membuat pandangan terhadap polisi kian menurun.
Beberapa tahun lalu, almarhum Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam guyonannya mengatakan hanya tiga polisi baik di Indonesia. Pertama, Jendral (purn) Hoegeng mantan Kapolri. Kedua, patung polisi. Ketiga adalah polisi tidur. Jelas guyonan ini merupakan sindiran soal kondisi di kepolisian yang belum mendapat hati di masyarakat. Korps baju coklat dinilai belum bisa menjadi sahabat rakyat.
Ibarat tanaman rusak dalam pertanian. Tetap saja ada yang baik dan layak konsumsi. Begitupula di tubuh Polri, masih banyak polisi baik yang memiliki dedikasi tinggi untuk bangsa dan negara. Tengok saja Kapolda Kalimantan Barat (Kalbar) Brigjen Pol Arif Sulistiyanto. Jendral bintang satu itu tegas terhadap jajarannya. Tidak segan menindak anggota yang korupsi. Dalam beberapa kesempatan Brigjen Arif rajin menyapa masyarakat. Ia pun tidak segan-segan menyebut posisi sebagai kapolda adalah titipan. Ucapan yang luar biasa.
Tidak hanya di Kalbar saja. Sekarang ini Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono sedang menjadi buah bibir di masyarakat. Publik menyebutnya polisi baik. Sikapnya membuat kagum.

Terbaru adalah saat menolong korban kecelakaan di lingkar selatan Kota Mataram. Untuk posisi orang nomor satu di Polda NTB, Umar sebenarnya cukup telpon anggota dan meminta untuk diurus. Tapi, polisi ini menunjukkan sikap humanis. Meski sudah melintasi lokasi kecelakaan, ia meminta kembali. Kapolda NTB langsung menolong, bahkan sempat menggendong anak kecil korban kecelakaan. Kapolda bahkan hendak mengantar ke rumah sakit langsung. Sayang, karena mobil sedan tidak semua korban bisa diangkut. Ia pun menyetop mobil yang melintas dan meminta korban diantar ke rumah sakit. Tidak berhenti disana, Umar bahkan kembali menengok korban ke rumah sakit dan meminta supaya dokter menangani serius.
Sikap humanis Kapolda NTB bukan kali ini saja. Sebelumnya dalam upacara di lapangan Polda NTB, ia mengajak tukang sapu. Dihadapan anggota terang-terangan mengatakan, belum tentu semua polisi yang hadir di lapangan lebih baik dari tukang sapu di mata Tuhan. Langkah tidak biasa yang ditunjukkan seorang polisi dengan jabatan tertinggi. Bukan sekadar gaya-gayaan dan pencitraan. Karena Kapolda Umar memang menampilkan citra polisi sederhana. Dalam acara buka bersama dengan napi di Lapas Mataram, Umar tidak segan makan nasi bungkus. Nasi yang juga dikonsumsi oleh napi.
Lebih dari semua sikap itu, pernyataan Umar yang berani meninggalkan acara sepenting apapun saat azan berkumandang menunjukkan ia bukan polisi biasa. Meski Kapolri dan orang penting hadir dalam acara tersebut. Umar konsisten dengan kata "Jabatan di dunia tidak menjamin manusia itu lebih baik di mata Tuhan".(*)