Rektor Unram Prof Sunarpi
Universitas Mataram merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri (PTN) di NTB, yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sumbangsih lembaga pendidikan ini sangat dibutuhkan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang diharapkan mampu memberikan ide, pemikiran dan kelimuannya untuk kemajuan daerah.
Hal itu tentu tidaklah mudah untuk diwujudkan. Dibutuhkan kecerdasan dan kemampuan manajerial dari seorang rektor yang menjadi top leader. Prof H Sunarpi, Ph.d, sebagai orang nomor satu di PTN tersebut berupaya untuk mewujudkan harapan dari seluruh masyarakat NTB tersebut.
Selama lima tahun memimpin Unram, beberapa upaya telah dilakukan. Semuanya terfokus pada program yang disebut ‘’Lima Pilar’’ pengembangan Unram. Pertama pilar pengembangan bidang pendidikan, kedua bidang penelitian, ketiga bidang pengabdian kepada masyarakat. Selanjutnya, yang keempat bidang sistem informasi, perencanaan dan kerja sama dan kelima bidang tata kelola.
Kelima pilar itu sudah disepakati bersama senat dan telah dituangkan ke dalam konstitusi baru yang disebut Statuta Unram. ‘’Statuta inilah yang menjadi dasar hukum dari seluruh kegiatan lembaga,’’ kata Prof Sunarpi.
Pengembangan pada pilar pendidikan, katanya, didahului dengan perbaikan aspek legalitas suatu perguruan tinggi, yaitu ijin operasional program studi (prodi). Selain itu, akreditasi prodi dan akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT). Tahap pengembangan selanjutnya adalah peningkatan kualitas input, proses dan output, pengembangan kompetensi dosen, peningkatan suasana akademik. Kemudian peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidikan dan pengembangan manajemen sistem informasi, baik yang akademik maupun non akademik.
Saat awal memulai jabatan rektor pada akhir 2009, jumlah prodi di Unram yang ijin operasionalnya masih berlaku hanya 10 persen. Kondisi ini sejalan dengan laporan evaluasi program studi berbasis evaluasi diri (EPSBED), yang valid di tiap prodi.
Oleh karena itu, program kerja yang pertama kali dilakukan adalah memperpanjang ijin operasional prodi yang telah habis masa berlakunya dengan membentuk Tim Percepatan EPSBED dan Akreditasi. Langkah yang dilakukan ini menghasilkan laporan EPSBED semua prodi valid 100 persen. Dan secara secara otomatis memperpanjang ijin operasional prodi yang masa berlakunya kadaluarsa. Dengan kata lain, tidak sampai satu tahun masa kepemimpinan yang telah dijalani, seluruh prodi memiliki ijin operasional yang masih berlaku.
Dari sisi peningkatan kualitas input, dilakukan dengan menyaring secara ketat mahasiswa yang diterima. Pasalnya, saat ini rasio peminat dan daya tampung Unram cukup tinggi. Semakin tinggi rasio maka semakin baik kualitas inputnya. Rasio peminat dan daya tampung Unram pada 2008 adalah 4,96. Angka ini meningkat menjadi 7,12 pada 2009.
Mantan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) ini, mengatakan, peminat jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di paling tinggi. Oleh sebab itu, Unram nomor satu nasional untuk paling sulit menerima mahasiswa baru. Berbeda dengan jurusan IPA yang cenderung menurun dari nomor 26 menjadi 28. Tapi kondisi itu terangkat oleh Fakultas Kedokteran yang mendapat grade satu nasional. Pasalnya, persentase kelulusan ujian kompetensi dokter indonesia (UKDI) sangat bagus. ‘’Unram sejajar tujuh FK lainnya, seperti UI, Unair, UGM, meskipun berada di posisi tujuh,’’ ujarnya.
Sementara proses pembelajaran di Unram dibangun berdasarkan perencanaan yang relevan dengan tujuan ranah belajar dan hirarkinya. Untuk menuju proses pembelajaran yang ideal dalam menghasilkan lulusan dengan kompetensi bidang ilmu yang diharapkan dilakukan berbagai upaya. Diantaranya, perbaikan buku tata tertib akademik dan pedoman pelaksanaan sistem kredit semester. Meningkatkan pelatihan ‘’Program peningkatan keterampilan dasar teknik instruksional’’ (PEKERTI) dan ’’Applied Approach’’.
Setelah melakukan perbaikan dari sisi input dan proses pembelajaran, diharapkan akan mempengaruhi kualitas output Unram. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan adalah indeks prestasi komulatif (IPK) rata-rata lulusan. Pada tahun akademik 2009-2010, rata-rata IPK lulusan Unram adalah 3,14.
Parameter lain untuk menentukan mutu lulusan adalah lama studi. Data pada 2009, mahasiswa Unram rata-rata menyelesaikan studinya kurang dari 4 tahun hanya sekitar 34 persen. Sedangkan lebih dari lima tahun mencapai 30 persen. Kemudian pada 2010, lulusan Unram program strata satu (S1) yang menyelesaikan studinya kurang dari 5 tahun sebesar 75 persen. ‘’Hal ini merupakan indikator penting keberhasilan pengelolaan sistem pendidikan yang telah ditetapkan,’’ kata ayah dari Eka Sunarwidhi Prasedya, S.Si, ini.
Guru Besar Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, ini mengatakan, peningkatan kompetensi dosen juga terus dilakukan. Unram saat ini memiliki tenaga pengajar aktif sebanyak 1.025 orang. Dari total itu, ada 11 persen berkualifikasi S1. Sedangkan pascasarjana (S2) 72 persen dan doktoral (S3) 17 persen. Jumlah dosen ini secara kuantitas cukup. Namun jika dihubungkan antara kebutuhan kurikulum dan ketersediaan dosen sesuai kualifikasinya di setiap prodi. Maka masih banyak bidang kajian atau ilmu yang kurang pengampunya. Kemampuan tenaga pengajar ini juga tidak linier dengan kurikulum prodi yang bersangkutan. ‘’Makanya saya tengah berupaya memetakan dosen-dosen yang sesuai dengan keahliannya,’’ terang suami dari Prof Hj Sri Widyastuti, M. App, Sc, Ph.D, ini.
Upaya lain di bidang peningkatan pendidikan, lanjut Sunarpi, adalah melakukan perubahan dari sisi suasana akademik. Kondisi yang sehat dan kondusif di Unram, saat ini sudah mulai terlihat dengan baik. Hal ini tercermin dari hubungan yang harmonis antar dosen, karyawan dan mahasiswa. Baik hubungan dalam fakultas maupun lintas fakultas.
Langkah lainnya di bidang pendidikan dilakukan melalui peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidikan. Salah satu yang menjadi prioritas utama Prof Sunarpi adalah menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP). ‘’Sarana itu sangat penting karena menjadi laboratorium bagi Fakultas Kedokteran,’’ tegas pria kelahiran Puyung, Kabupaten Lombok Tengah 4 Agustus 1962, ini.
Kemudian pilar kedua, yakni bidang Penelitian, kata Sunarpi, merupakan program utama dalam menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu untuk mendukung arah kebijakan dan strategi yang tertuang dalam visi dan misi Unram. Ilmuwan yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai rektor untuk periode kedua telah menetapkan arah kebijakan sebagai jawaban atas permasalahan yang ada pada masyarakat.
Arah kebijakan tersebut ditetapkan dalam Rencana Induk Penelitian Unram (RIP-UNRAM). Adanya RIP-UNRAM ini juga memacu peneliti Unram untuk bersaing mendapatkan dana hibah penelitian. Baik dari dana dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditlitabmas-Dikti), maupun dana hibah dari pihak luar Kemendikbud.
Orang nomor satu di Unram itu juga telah menetapkan 124 kelompok-kelompok peneliti bidang ilmu. Mereka sudah sudah memperoleh surat keputusan (SK). Pembentukan kelompok ini memiliki beberapa tujuan. Salah satunya penguatan diseminasi hasil penelitian yang diimplementasikan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Sunarpi juga menjamin keberlangsungan penelitian di Unram dengan menetapkan 15 persen dana PNBP untuk penelitian. Sumber dana penelitian lain APBN, DIPA Unram, dan DIPA Dikti.
Diakunya, jumlah dosen yang belum melakukan penelitian hingga akhir 2012 sekitar 47 persen. Padahal mereka wajib, mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian. Oleh sebab itu, upaya rangsangan pun dilakukan. Modelnya, dengan memperbesar dana penelitian dari berbagai sumber. Hingga Agustus 2013 nilai dana penelitian dari berbagai sumber sekitar Rp 20 miliar. Angka ini jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 3 miliar.
Dengan dana yang bertambah, Sunarpi tidak hanya menyediakan anggaran penelitian. Tapi juga akan memberikan penghargaan berupa intensif sebesar Rp 7 juta bagi dosen yang berhasil memasukkan hasil penelitiannya pada jurnal internasional. Tidak itu saja, bagi tenaga pengajar yang punya artikel atau paper untuk dipresentasikan ke internasional sudah disiapkan anggaran.
Dengan cara itu, diharapkan Unram akan dikenal dunia. Tidak itu saja, jika ada paten maka akan jadi income universitas. Selain itu, bahan ajar dosen akan menjadi lebih bagus.
Kemudian pilar pengabdian pada masyarakat (PPM) sebagai pilar ketiga, lanjut Sunarpi, sudah ditempuh dengan menelurkan beberapa kebijakan, seperti rencana induk pengabdian kepada masyarakat (RIPPM), menaikkan alokasi dana PPM yang berusmber dari PNBP menjadi minimal 10 persen. Selain itu, membuat kebijakan satu orang dosen tidak boleh lebih dari satu proposal PPM, baik sebagai ketua maupun anggota.
Pilar keempat adalah pengembangan pilar sistem informasi (SI), perencanaan dan kerja sama. Sifat sistem informasi yang dibangun Unram adalah pelayanan klien sebagai ujung tombak pelayanan kepada mahasiswa. Penguatan layanan dan penyebaran informasi berbasis website yang komperehensif dan berbasis pada kebutuhan layanan dan informasi pengguna. Selain itu, dilakukan sistem pengintegrasian sistem data dan layanan.
Dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan koherensi dengan layanan akademik dan manajemen secara keseluruhan. Sistem-sistem informasi yang dikembangkan memungkinkan seluruh pelayanan dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.
Sistem-sistem informasi yang dikembangkan adalah SI manajemen penerimaan mahasiswa baru (SIM-PMB), SI manajemen akademik (SIAKAD) SI manajemen keuangan (SIMKEU). Selain itu, SI manajemen kepegawaian (SIMPEG), SI perpustakaan, manajemen asset dan pembelajaran jarak jauh, Semua sistem itu dikembangkan secara terbuka (online) dan dapat diakses melalui internet.
Untuk pengembangan sistem perencanaan , sejak 2010 Unram telah melakukan perubahan dari sisi alur penyusunanan perencanaan. Dimana rektor melakukan penjabaran visi dan misi dalam suatu rapat kerja tahunan (RKT) bersama dengan dekan dan jajarannya. Selain itu, direktur pascasarjana, ketua-ketua lembaga, kepala biro dan kepala unit pelayanan teknis (UPT)).
Di bidang kerja sama, Sunarpi telah memperkuat kerja sama dengan dan menetapkan buku panduan pengelolaan kerja sama dengan Unram yang dididalamnya mengatur tata cara pelaksanaan dan evaluasi kerja sama Unram dengan pihak instansi pemerintah maupun swasta, baik di dalam dan luar negeri.
Kerja sama dengan luar negeri sudah dilakukan, seperti dengan Malaysia dan Thailand dan Jepang. Unram juga sudah membangun empat partit dengan New Zealand, China, Universitas Brawijaya, untuk membangun pusat penelitian lingkungan. Unram sebagai pusat penelitian.
Kerja sama dengan New Zealand lebih fokus ke sektor pertanian dan peternakan di kawasan timur Indonesia. ‘’Dalam waktu dekat saya akan ke New Zealand untuk penguatan kerja sama,’’ terangnya lulusan program strata satu (S1) Fakultas Pertanian Unram tahun 1984 ini.
Pilar kelima untuk mencapai visi dan misi Unram pada 2015 adalah pilar tata kelola. Menurut Sunarpi, pilar kelima ini dilakukan melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating and Controlling) sebagai sistem tata kelola kampus. Fungsi manajemen ini bersifat umum dan meliputi keseluruhan manajerial. Dalam pelaksanaannya, keempat fungsi manajemen ini berjalan secara spiral. Hal ini memungkinkan organisasi Unram bergerak terus menerus dan tidak berhenti pada satu tahap. Implementasi siklus manajemen diawali dengan merencanakan (merumuskan renstra dan renop), mengorganisasi staf dan sumber daya yang ada. Selain itu, melaksanakan renstra dan renop, pengawasan jalannya pekerjaan di dalam tahapan pengawasan dilakukan evaluasi untuk memperoleh umpan balik (feed back) sebagai dasar perencanaan selanjutnya (replanning).
Strategi Prof Sunarpi untuk mengangkat harkat dan martabat Unram di kancah nasional dan internasional itu sudah dilakukan selama lima tahun masa kepemimpinannya. Kini ia akan melanjutkan kembali strategi itu meskipun masih ada pro dan kontra.
Adanya sebagian kalangan yang belum percaya sepenuhnya dengan strategi dan manajemen baru itu tidak bisa dihindari. Namun Sunarpi terus berupaya meyakinkan mereka. Secara perlahan terus dilakukan karena semua untuk kepentingan dosen dan visi-misi unram menjadi kampus berkelas internasional pada 2025.