Wednesday 27 January 2016

Tampil Fun dan Penuh Warna

Clonthing Produk Lombok (3)

sembarangan memilih pakaian. Lovely Sunday berusaha menampilkan produk mewakili anak muda. Tidak gampang terpengaruh dengan model yang booming, menjadi pemikiran clothing lokal. Itu sejalan dengan keinginan konsumen. Banyak konsumen bangga karena menggunakan pakaian beda.

Owner Lovely Sunday Lalu Rio Febri Saputra sejak pertama meluncurkan clothing, tidak suka ikut-ikutan. Ia tidak mengikuti kaos yang sedang trend. Dikhawatirkan produknya serupa.

"Kalau kita sudah berbeda dengan clothing lain, pasti konsumen tetap ingat dengan produk kita," katanya.

Diceritakan, tematik clothing memang tidak melulu harus sama. Dengan begitu, konsumen banyak pilihan. Saat ini banyak yang menjual produknya dengan desain tengkorak, wanita bertato, atau desain komunitas.

"Lovely Sunday lebih ke arah konsep yang fun," bebernya.

Konsep fun yang dimaksud, kata Rio, dengan banyak bermain warna. Termasuk tidak memilih tema desain terkesan gelap. Dengan begitu kaos tidak terkesan monoton. Tampilannya jadi penuh warna.
"Konsumen pun puas dengan konsep itu," ucapnya.


Salah satu clothing produk Lovely Sunday

Anak muda tidak mau Clothing dominan Clothing yang lahir 2010 silam ini, lanjutnya, selain kaos juga membuat kemeja,jaket,topi, dan jeans. Harga dari Rp 120 ribu. Rio termasuk pendukung clothing lokal. 

Sekarang banyak bermunculan distro atau clothing indie yang memang pelakunya anak muda Mataram. Menurutnya, itu bagus untuk iklim bisnis kreatif agar semua bsa termotivasi menjadi pengusaha.

"Kita malah mesti support teman-teman kita dari Lombok. Karena mau ikut gabung bangkitkan industri kreatif lokal," ujarnya.

Pemuda 24 tahun ini mengatakan, munculnya clothing luar tidak boleh membuat clothing lokal menyerah. Itu harus dijadikan tantangan. Disikapi santai. Tapi, clothing lokal tidak boleh berhenti berinovasi. Dengan begitu karya yang dihasilkan tidak ketinggalan zaman.
"Supaya tidak kalah harus ada yang baru dibuat," imbuhnya.

Melihat persaingan saat ini, tambah Rio, volume produksi dan penjualan jauh meningkat dari pada dulu mulai berdirinya. Di awal berdiri harus membentuk pasar. Kini pangsa pasarnya sudah terbentuk baik. Tinggal mengawal pasar dengan baik. Saat ini daya beli clothing lokal di Mataram cukup tinggi.

Perkembangan penjualan distro di Mataram yang bagus, Rio memasang target ke depan bisa membuka distro di beberapa tempat. Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa, Bima, dan Dompu. Melebarkan sayap keluar daerah ikut membuat clothing lokal makin eksis.(Bersambung)

























0 10 komentar:

Post a Comment