Melihat Kondisi Singapura Terkini (2)
STATUS negara kecil tidak membuat Singapura minder.
Dengan sumber daya alam terbatas, negara ini gila-gilaan mengembangkan diri.
Pembangunan besar-besaran dimulai di tahun 1980 an. Salah satu pembangunan yang
mencolok adalah destinasi wisata. Fasilitas pariwisata dibangun tidak hanya
menyenangkan warganya. Destinasi baru dibangun sekaligus untuk menjaring
pemasukan. Nilai investasi pariwisata mencapai puluhan juta SGD (dollar
Singapura). Langkah Singapura ini membuatnya layak untuk dikunjungi wisatawan.
Beberapa lokasi menarik yang dikunjungi disana diantaranya Gardens by the Bay.
Terletak di sebelah Marina Reservoir, Gardens by the Bay menawarkan pemandangan
pantai yang luar biasa. Destinasi holtikulturanya luar biasa.
Tour guide yang mendampingi wartawan Harbans Kaur
mengatakan, luas mencapai 101 hektare. Lahan reklamasi, tanahnya dibeli
dari Indonesia. Terdiri dari dua area utama - Bay South Garden dan Bay East
Garden, Cloud Forest.
"Dengan taman-taman di dalamnya, gunung setinggi
35 meter diselimuti kabut dan tanaman yang rimbun mengelilingi air terjun dalam
ruangan tertinggi di dunia," terang Harbans.
Ya, di dalam bangunan ini, tanamannya bukan hanya khas
daerah tropis. Mereka yang datang bisa melihat tanaman khas Afrika, Amerika,
maupun Australia. Pengunjungnya cukup padat. Banyak yang kagum dan menjadikan
pohon-pohon langka untuj berfoto. Air terjun buatan di dalamnya membuat kebun
ini sejuk. Untuk masuk pengunjung harus membayar tiket 28 SGD (Rp 9.700 per
dollar).
Lokasi lain yang juga spektakuler disana adalah
Universal Studios Singapore (USS) yang dibuka pada Januari 2010, merupakan
wahana bermain Universal Studios yang pertama kali dibuka di wilayah Asia
Tenggara, dan merupakan yang kedua di wilayah Asia setelah Universal Studios
Jepang. Taman bermain bertema film-film terkenal Hollywood produksi Universal
Studios ini berlokasi di Pulau Sentosa. Beberapa wahana yang telah dibuka,
al.The Lost World, Far and Away, New York, Sci-Fi City, Hollywood Boulevard,
Madagascar, Ancient Egypt dan masih banyak lagi. Untuk masuk kesana tiketnya 78
SGD. masyarakat bisa bermain sepuasnya di dalam. Harbans menjelaskan, USS
menjadi lokasi kunjungan wajib para turis. Belum ke Singapura jika belum masuk.
Dan benar, saat datang di hari libur di USS begitu padat.
Di sekitar USS juga ada Kasino di Resort World
Sentosa. Kawasan judi yang disebut-sebut mirip Macau, Hongkong. Begitu masuk di
dalam, suasanya mirip dengan kasino yang terpampang di televisi. Tidak hanya
kaum adam, banyak juga kaum hawa yang asik bermain. Malah ada kakek dan nenek
yang terlihat serius. Sayang, di dalamnya sangat ketat, tidak boleh mengambil
gambar. Bahkan ada satu wartawan yang tidak bisa masuk karena lupa membawa
paspor.
Untuk malam hari, masih di kawasan Pulau Sentosa juga
menawarkan hiburan menarik. Dikenal dengan Wings of time. Pertunjukan di tepi
laut itu menampilkan tarian air. Untuk masuk harus membayar 18 SGD.
Harbans bercerita, semua destinasi wisata buatan itu
ramai saat akhir pekan. Lokasi yang dijadikan sebagai tempat melepas lelah.
Warga Singapura memang dituntut bekerja keras. Pendapatan rata-rata sekitar 2
ribu SGD. Mereka kerja pagi sampai malam demi uang. Sampai banyak yang melajang
tak kunjung menikah karena mengejar karir.
"Kalau tidak kerja keras disini, tidak bisa
hidup," ucapnya.
Menjadi penduduk Singapura memang seperti dicambuk.
Tekanan kerja tinggi. Aturan tenaga kerja ketat. Tidak ada istilah protes atau
demo. Makanya Harbans menyebut lokasi hiburan benar dimanfaatkan melepas
kepenatan. Pemerintahnya pun gila-gilaan untuk menyenangkan warganya. Gajinya
dipaksa dipotong pemerintah, uang ini disimpan pemerintah bisa diambil setelah
pensiun. Pemerintah tidak mau dibebani warganya. Kebanyakan bekerja dobel.
Warga Singapura 80 persen tinggal di rumah susun.
Soal etos kerja tinggi, dibenarkan oleh Dr Roil Bilad.
Warga asli Lombok yang sekarang menjadi dosen disana menyebut, biaya hidup di
Singapura tinggi. Sebulan untuk tinggal saja butuh 600 SGD. Untuk makan dan
transortasi sehari bisa butuh 8 SGD, kalau masih lajang. Jika berkeluarga lebih
mahal lagi.
"Memang untuk tempat hiburan mahal-mahal. Tapi
ada juga gratisan, karena banyak dibangun ruang terbuka publik," katanya.
Roil sendiri tidak mengelak kalau warganya
berlomba-lomba memburu uang. Tidak perlu memikirkan kendaraan pribadi. Sebagian
besar pendapatan habis untuk konsumtif. Khusus untuk kendaraan pribadi, untuj
motor harus membayar "pajak" atau deposit uang 7 ribu SGD. Sementara
mobil sampai 70 ribu SGD. Tidak semua orang tertarik membeli kendaraan pribadi.
"Ini negara yang memang butuh kerja keras,"
sambungnya.
Untuk tempat hiburan sendiri tidak semuanya memang bayar. Ada turis yang hanya mengincar destinasi tertentu. Salah satunya Marina Bay ialah sebuah teluk dekat Central Area di daerah selatan Singapura dan berada di sebelah timur dari Downtown Core. Disini terdapat berbagai fasilitas dan infrastruktur yang inovatif seperti "terowongan infrastruktur terpadu" dibangun dan aktivitas luar biasa mengambil tempat untuk tampil. Di sekitar sana ada patung Merlion yang menjadi objek berfoto andalan.(bersambung)
Untuk tempat hiburan sendiri tidak semuanya memang bayar. Ada turis yang hanya mengincar destinasi tertentu. Salah satunya Marina Bay ialah sebuah teluk dekat Central Area di daerah selatan Singapura dan berada di sebelah timur dari Downtown Core. Disini terdapat berbagai fasilitas dan infrastruktur yang inovatif seperti "terowongan infrastruktur terpadu" dibangun dan aktivitas luar biasa mengambil tempat untuk tampil. Di sekitar sana ada patung Merlion yang menjadi objek berfoto andalan.(bersambung)
0 10 komentar:
Post a Comment