Tuesday 8 December 2015

Kopi Lombok Berkualitas



Dikenal di luar saja untuk kopi Lombok rasanya tidak cukup. Sudah seharusnya seluruh masyarakat Lombok tahu betul tentang kualitas kopi lokal ini. Seringnya pertanyaan mengenai cita rasa kopi Lombok ditanyakan, mendorong Dody A Wibowo sejak 20 Agustus lalu membuka kafe di Jalan Sriwijaya 5D. Ia mengibaratkan Etnic Coffee ini sebagai kedai kopi lokal.
‘’Banyak yang ingin nyoba. Kepikiran juga akhirnya membuka kafe,’’ kata Dody.
Brand kafe yang diusung, kata Dody, meski juga menjual makanan dan minuman lain, tetap menonjolkan kopi Lombok. Rasanya kurang lengkap kalau kopi yang diproduksi dari petani lokal itu hanya dalam bentuk biji mentah ataupun bubuk. Ini juga bisa menjadi media promosi untuk penggemar kopi yang ingin mencoba rasa kopi lokal.
‘’Dibuktikan saja. Benar tidak rasanya memang enak,’’ ungkapnya.
Pemuda 27 tahun ini bercerita, seringkali mendapat cerita soal kopi yang masuk kafe harganya selalu mahal. Menurutnya, tidak semua kafe menjual kopi dengan harga tinggi. Bahan baku menjadi salah satu penyebab kopi yang masuk kafe harganya mahal. Karena semua proses dilalui sendiri, Etnic Coffee pun menawarkan harga yang terjangkau.
‘’Untuk bisa menghasilkan racikan kopi yang paten saya pun belajar tentang kopi. Ya, kalau bahasa kerennya jadi barista,’’ kelakarnya.
Dody mengaku, belajar secara otodidak untuk mengasilkan kopi yang berkualitas. Pertama tentu saja pemilihan biji kopi di tingkat petani, proses berikutnya memasak kopi atau biasa disebut roasting. Proses pematangan kopi ini tidak bisa sembarangan. Ia harus menjaga supaya kematangan kopi tepat, sehingga tidak merusak cita rasa kopi.
‘’Jempol tangan ini sampai melepuh seharian urus kopi terus,’’ ucapnya sembari menunjukkan jempol tangan yang memerah.
Anak pertama tiga bersaudara ini pun tidak mau setengah-setengah belajar meracik kopi yang bagus. Selain rajin sharing dengan pecinta kopi, ia pun kerap bertanya pada para ahli kopi. Racikan yang coba dikembangkan saat ini berkiblat ke Italia.
‘’Kiblat ke luar tapi cita rasa tetap lokal,’’ akunya.
Kopi Lombok, kata Dody, naik kelas begitu sudah masuk dapur. Ia pun mencontohkan cara membuat coffee latte, latar belakangnya itu espresso dicampur susu. Variasi bisa dicampur berbagai flavour (rasa) seperti vanilla, mocha, coconut, hazelnut, ataupun irish.
‘’Ini sekarang saya tunjukkan caranya,’’ ucapnya.
Di meja barista itu, Dody terlihat cekatan membuat coffee latte. Setelah kopi siap, ia pun mengambil susu murni yang dipanaskan. Kopi ini pun kemudian dicampur dengan susu. Satu cangkir kopi ini dibuatnya tidak sampai lima menit.
‘’Biar semakin lengkap saya hias dulu atasnya. Ini waktunya hias tidak sampai semenit,’’ katanya.
Dikatakan, pilihan lain ada black eye, espresso yang dicampur kopi seduh. Ada juga cappuccino yang merupakan perpaduan espresso campur susu dengan milk foam. Untuk lebih menggoda, ada espresso dengan campuran whipped cream yang diberi nama espresso con panna.
‘’Untuk yang ingin cita rasa aslinya juga bisa,’’ katanya.
Lajang kelahiran 15 Januari 1987 ini mengatakan, untuk cira rasa original kopi Lombok bisa diseduh biasa. Alat seduh manual untuk kopi hitam seperti siphon, coffee pot, Vietnam drip dan alat lainnya sudah dipersiapkan.
‘’Ya, mau rasa kopi asli tetap disiapkan,’’ imbuhnya.
Karena sedari awal mengangkat citra kopi lokal, kata Dody, inovasi kopi tidak boleh berhenti. sudah ada rencana untuk mengembangkan peaberry yang merupakan kopi lanang dengan campuran jahe. Bagi kaum adam kopi lanang ini dipercaya bisa meningkatkan vitalitas, apalagi ada tambahan jahe.
‘’Supaya laki-laki lebih strong,’’ ujarnya tertawa.
Dody sedikit mengisahkan tentang kopi lanang. Peaberry sebenarnya biji kopi yang cacat dalam pertumbuhannya. Bagi sebagian orang biji kopi ini sudah tidak dianggap.
‘’Dibalik itu ada khasiatnya,’’ ungkapnya.
Keberadaan Etnic Coffee diakui alumni SMAN 2 Mataram ini sekaligus menyongsong Asean Free Trade Area (AFTA) 2015. Perdagangan bebas Asia Tenggara tersebut akan membuat banyak produk luar Indonesia berjubel masuk ke Indonesia. Kopi Lombok yang barus dikenalkan secara luas bisa tenggelam oleh produk luar.
‘’Memang kita semua harus mempersiapkan diri,’’ tambahnya.
Dody mengatakan, kafe bercita rasa lokal ini memang harus banyak muncul di Lombok. Dengan perputaran kopi lokal yang semakin pesat, berimbas pada pendapatan dan kesejahteraan petani lokal. Sangat ironis ketika kopi luar justru lebih dikenal pecinta kopi asal Lombok.
‘’Ngopi bagi masyarakat Lombok kan tidak bisa dipisahkan dari keseharian,’’ ungkapnya.
Dody berangan-angan bisa menyajikan langsung kopi buatan tangannya ke Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi. Ia ingin membuktikan NTB begitu kaya potensi. Semua bergantung pada keinginan masyarakatnya untuk mencintai produk lokal.
‘’Ya, kalau ngopi dengan Pak Gubernur saya mau sekalian sampaikan kopi ini sudah mampir ke Chile menyusul ke Yordania. Ayo pemerintah NTB terus motivasi petani,’’ katanya.(*)

0 10 komentar:

Post a Comment