This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday 2 January 2016

Lombok Surganya Surfing




Lombok memiliki potensi wisata watersport yakni surfing. Banyak pantai di Lombok yang menawarkan ombak dengan tantangan bervariatif. Ada sekitar 12 surf point menarik untuk penggila selancar air.
Whewww!!! Banyak banget.




Surfer Lombok I Gusti Budi Dharma bercerita, surf point itu  diantaranya Pantai Senggigi, Pantai Bangko-Bangko, Pantai Kuta Lombok, dan Pantai Selong Belanak. Pantai itu sering dijadikan tempat para selancar untuk menghabiskan waktu dengan papan surfingnya.

Budi Waveholic  mulai surfing tahun 2001. Saat mengawali surfing, dikenalkan dengan ombak Pantai Senggigi yang berkarakter reef break alias mwmiliki landasan karang. Sehingga ombak di Pantai Senggigi dalam kondisi pumping, ombaknya bisa membentuk barrel atau berlubang. Dan bisa mencapai tinggi hingga 8-10ft. Gimana, keren gak tuh??




Selain itu sepanjang pesisir pantai utara yakni Pantai Alang-Alang, Pantai Klui hingga Pantai Malimbu, sering juga dijadikan lokasi surfing para peselancar pemula hingga profesional. Karena ombaknya memiliki karakter berbeda-beda. Bagi penghobi surfing, ombak memang yang dicari. Semakin menantang ombaknya, makin bikin penasaran.



Khusus di Pantai Gerupuk guys menawarkan empat lokasi surfing dengan karakter masing-masing. Jika untuk peselancar pemula, atau disebut beginer mereka diarahkan untuk berselancar di inside point, atau disebut Prigi dan Dundun oleh warga setempat. Untuk peselancar advance, bisa mencoba outside point atau sering disebut Gili Gulung, karena ombaknya bergulung gulung dan bisa mencapai 12ft pada saat musim ombak. Jangan ngaku peselancar handal, kalau belum nyoba Gili Gulung,,,hehe

Kapan sih surfing mulai masuk Lombok? Budi Waveholic mengatakan, tahun 2002 surfing masuk Lombok. Anak Lombok terinspirasi dari film Blue Streak, Point Break, dan banyak iklan menggunakan atlet surfing untuk promosi dalam menaikan image jualannya. Munculnya majalah surftime serta tabloid magic wave, ikut membuat anak Lombok tertarik untuk mencoba olahraga berselancar. Sekarang, surfing bukan hanya digilai orang asing. Warga lokal pun bebas dan boleh menikmatinya.
Banyak daerah yang mengaku memiliki lokasi surfing istimewa lho. Tapi, para surfer yang datang ke Lombok tidak hanya mendapat bualan. Pulau yang dikenal dengan keindahan pantainya ini, juga memiliki ombak yang menawan. Beberapa peselancar bilang, “Di Lombok menari di atas ombak dengan suasana tenang. Pemandangannya pun maut,”.(*)

Mengurus Sampah Rumah Tangga

PERKEMBANGAN penduduk dalam suatu daerah wajib terjadi. Jumlahnya dari tahun ke tahun semakin banyak. Pertumbuhan penduduk akan membawa imbas dalam segala hal. Mulai dari kepadatan transportasi, kepadatan pemukiman, limbah industri, sampai sampah rumah tangga.

Untuk sampah rumah tangga, ini problem yang dihadapi hampir semua kota, baik kecil, berkembang, ataupun kota besar. Kita tentu menyaksikan, kehebohan yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Warga Bantar Gebang menutup akses sampah dari Jakarta. Truk sampah tidak mengangkut tiga hari saja, rupa Jakarta langsung kumuh. Sampah ribuan kubik berserakan di pinggir jalan. Baunya, sudah tidak usah ditanya lagi, setiap pengendara yang melintas pasti tutup hidung.

Hal serupa bisa saja terjadi di Kota Mataram, ibukota NTB ini masih berjibaku dengan sampah. Tata kelola sampahnya masih buruk. Sampah yang berserakan itu tidak melulu dari warga kota. Sejumlah warga dari kabupaten tetangga pun kerap membuang sampah di wilayah Kota Mataram. Karena memang dari sisi infrastruktur, di kota lebih memadai.

Pola angkut buang yang diberlakukan di Kota Mataram, tidak bisa terus dipertahankan. Masalahnya, armada yang dimiliki Dinas Kebersihan belum seimbang. Setiap tahun selalu ada pengadaan dump truk, namun saat itu juga truk lawas harus dikandangkan. Pola yang terjadi dalam penyiapan armada hanya tambal sulam.

Lalu apa terobosan masal yang bisa dilakukan? Sebenarnya terobosan sudah dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan masyarakat. Program itu bernama lisan atau lingkungan dengan sampah nihil. Di awal program, memang terlihat mumpuni. Tidak perlu diteriaki, masyarakat bersama-sama menghalau sampah. Sampah plastik bisa menghasilkan rupiah. Sayangnya, pola ini tidak bisa bertahan lama. Penanganannya belum seimbang dari hulu sampai hilir. Sampah memang terkumpul. Sayang, uangnya mampet. Masyarakat berpikir pragmatis,"ngapain ngumpulin sampah plastik kalau tidak jadi uang,".

Ada terobosan menarik yang sebenarnya harus digali lagi untuk penanganan sampah. Ada orang Jepang yang sempat datang ke Kota Mataram mengajarkan mengelola sampah. Menariknya, pengelolaan dimulai dari rumah tangga. Dimulai dari sampah dapur. Memilah antara sampah organik dan anorganik. Jadi sampah organik dikumpulkan khusus dalam tong, kemudian diberi "kuman". Sampah sisa sayuran, sisa nasi, ataupun sisa lauk bisa bermanfaat. Melalui proses tersebut sampah organik itu bisa diubah menjadi pupuk. Setelah beberapa hari dan tidak lagi berbau, jadilah pupuk cair.

Sementara untuk sampah anorganik, ini sebenarnya tidak perlu repot. Kalau mau mengumpulkan, ada saja pemulung siap menampung. Tapi, sampah ini juga bisa dijadikan untuk pemanis di rumah. Untuk bekas botol, bisa dibuat pot tanaman. Sementara bungkus makanan, bisa dirangkai menjadi taplak meja atau tas.

Mendorong pengelolaan sampah rumah tangga dari masing-masing rumah diangao berat, karena mengambil jangkauan terluas. Pemerintah bisa mencoba dengan dimulai di satu RT. Setelah sukses, baru diagendakan lebih luas lagi menjadi tingkat RW, kelurahan, bahkan kecamatan. Tentu saja untuk upaya ini, harus ada langkah simultan dan pemberian reward. Bagaimana pemerintah, berani coba?.(*)


Friday 1 January 2016

2016 Penuh Harapan Besar

Pergantian tahun selalu jadi momen pengingat diri. Yap, biasa sambil mengingat hal apa yang sudah dilakukan atau yang baru sebatas cita-cita di tahun yang lama.
2016 ini, menurut saya sebagai tahun penuh harapan. Karena tahun ini saya sudah tidak lagi sendiri. Ada istri yang menemani. Jelas harapan besar selalu didengungkan untuk pasangan rumah tangga baru.
Pertanyaannya jelas, apa harapan saya? Harapan yang pertama adalah soal pendidikan, sejak tahun lalu saya memasang target bisa kuliah lagi, mengambil jurusan yang saya cintai master komunikasi. Saya sangat ingin mengembangkan kemampuan saya. Latar belakang pekerjaan berkaitan erat dengan jurusan saya nanti. Jelas, untuk menggapai harapan yang satu ini tidak mudah. Langkah awal, saya harus memulai dengan memperdalam bahasa Inggris. Karena untuk bisa sekolah lagi, toefl harus bagus. Kuliah nanti rencana mengandalkan beasiswa, jadi kudu hebat toeflnya.
Berikutnya, mulai mengembangkan diri untuk menjadi wirausaha. Apapun usahanya, yang jelas sampai sekarang saya belum ketemu "nyawa" yang pas. Tahun sebelumnya, belum berani usaha sendiri. Dompleng temen, kasih uang dan gak jelas kabar uangnya sampai sekarang. Lebih baik usaha sendiri, uangnya habis sendiri. Hehehe
Saya cukup ngotot untuk wirausaha. Karena ingin mengembangkan kemampuan. Ada waktu longgar dari pagi sampai sore. Kok rasanya sia-sia kalau tidak dimanfaatkan dengan baik. Cari pengalaman sekaligus dapat uang. Salah satu yang berpotensi untuk menjadi ladang amal dan ladang uang adalah rajin menulis di blog. Ya, banyak cerita sukses cerita blogger. Target sehari bisa nulis dua, lebih banyak lebih baik. Karena menulis di blog ini sekaligus sebagai warisan masa depan.
Harapan besar lainnya, semoga segera ada tangis anak kecil di keluarga baru. Supaya keluarga menjadi makin lengkap. Istri pun tak lagi sendiri. Harta tidak bisa mengganti tawa, tangis, dan keceriaan seorang anak kecil.
Harapan besar yang utama, semoga ibadah kepada Allah semakin baik. Itu tujuan utama dan paling hakiki dalam hidup. Bahagia luar biasa yang harus diwujudkan. Jangan lagi menyepelakan ibadah seperti tahun sebelumnnya. Amiiiin

Lalu apa lagi? Jelas, mengejar target terlepas di 2015. Mengembangkan diri dan kemampuan. 2015 ada capaian tidak terduga, saat saya menang lomba menulis Astra Motor. Sebagai Hadiah saya berangkat ke Singapura. Lumayan gratisaaan bisa keluar negeri. Ini capaian tanpa target. Semoga hal serupa terjadi di 2016.

Semoga Allah memudahkan semuanya. Yakin ada usaha, ada kuasa. Amiiin

2 JANUARI 2016

Tahun Baru, Tantangan Baru untuk NTB

TAHUN telah berganti. Januari 2016 sudah dimulai. Tahun lalu tinggal kenangan. Cerita baru harus dimulai di tahun yang baru ini. Di NTB sepanjang 2015 diwarnai berbagai pencapaian. Ada yang bagus, ada yang kurang bagus. Untuk yang bagus, NTB baru saja mendapar predikat lokasi pariwisata halal. Dua penghargaan diberikan oleh Dubai. Prestasi lain, pertumbuhan ekonomi NTB berada di rel. Cukup bagus. Tidak seperti banyak daerah yang merosot. Dari sisi dunia perdagangan, produk asal NTB seperti jagung dan sapi tetap dibutuhkan daerah lain. Itu artinya, peluang ekonomi masyarakat NTB terbuka lebar.

Tantangan bagi NTB di 2016 makin berat. NTB bakal menjadi tuan rumah hari pers nasional (HPN) maupun MTQ nasional. Acara berskala nasional yang tidak boleh digelar sembarangan. Sukses penyelenggaraan harus dilakukan oleh pemerintah provinsi. Termasuk sukses ekonomi dan sukses branding daerah. NTB termasuk provinsi yang kerap menggelar acara nasional. Terbukti sukses dan berjalan baik.

Tantangan lain di 2016 bagi NTB adalah memastikan janji Presiden Joko Widodo untuk pengembangan Mandalika Resort. Pusat menjanjikan Rp 1,8 triliun. Harapan pengembangan Mandalika Resort mulai mendapat angin, setelah beberapa waktu lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla datang melihat kondisi terakhir.
Selain pembangunan, tantangan lain yang dihadapi NTB adalah soal pendidikan. Masih banyak anak putus sekolah. Perhatian pada pendidikan masih kurang. Masyarakat belum menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan. Ini tantangan yang harus dihadapi pemerintah, harus menyapu bersih kalangan tidak terdidik.
Untuk kalangan pendidik dan pelajar, tahun ini harus lebih baik. Jangan lagi seperti tahun lalu, Ujian Nasional (UN) diwarnai kecurangan. Padahal UN sudah tidak lagi menjadi penentu kelulusan. Mari mengarahkan pendidikan di NTB jujur dan berintegritas.

Soal ketenagakerjaan patut diperhatikan. NTB masih menjadi lumbung tenaga kerja kasar di luar negeri. Ini tidak boleh dibiarkan. Meski menyumbang remitansi besar bagi daerah, tenaga kerja yang dikirim harus memiliki kualifikasi tinggi. Ingat, tahun ini mulai diberlakukan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Persaingan dunia kerja antar negara makin kompetitif. Jika tidak memiliki kemampuan lebih, bakal tergerus tenaga kerja negara lain.

Selain di luar negeri, tenaga kerja dalam negeri juga harus diperhatikan. Investasi masuk ke NTB semakin menggeliat. Provinsi NTB pun dinobatkan sebagai salah satu destinasi wisata terbaik dunia. Tantangan bagi masyarakat, supata tidak menjadi penonton di daerah sendiri. Harus mengembangkan diri. Meningkatkan skill dan kemampuan bahasa. Dunia kerja tidak melulu memikirkan soal warga lokal. Skill mumpuni tetap menjadi pilihan.

Tantangan lain bagi NTB soal pariwisata. Tahun 2015 pariwisata digoncang kejahatan. Turis menjadi korban kejahatan. Pemerintah harus berbenah. Segera membangun sinergi dengan polisi dan TNI untuk mengantisipasi kejahatan pariwisata. NTB mendunia karena pariwisatanya. Jangan karena cap tidak aman dan banyak penjahat, kemudian para wisatawan kabur.

Tantangan-tantangan di tahun yang baru bukan rintangan. Tantangan ini menjadi target yang harus dibereskan. Kalaupun tidak bisa selesai total, setidaknya menjadi lebih baik.(*)

Artis Gunakan Fashion Lombok Lho

PILIHAN orang memulai usaha selalu berusaha menguasai daerah asalnya. Setelah sukses, berikutnya tentu ekspansi ke luar daerah. Kebiasaan tersebut diterobos oleh Owner Muma Apparel Ikhsan Dediansyah Putra. Fashion karyanya justru lebih dikenal diluar daerah dibanding di NTB, daerah asalnya.
“Muma Apparel ini asli Lombok. Bukan buatan Jakarta, soalnya ada yang mikir produk luar daerah,” katanya membuka pembicaraan.
Jika berkunjung ke Muma Store di depan Makam Karang Medain, Karang Bedil terlihat biasa-biasa saja, tidak ada yang terlalu istimewa. Tapi, jika mencermati lebih teliti lagi, ada logo-logo yang kerap wara-wiri di televisi. Ya, itu adalah logo Mahkota milik Muma Apparel. Kok bisa?.
Pria yang akrab disapa Ikhsan ini mengatakan, produknya memang kerap dipakai sejumlah bintang layar kaca seperti Ruben Onsu, Yama Carlos, Aziz Gagap, DJ Riri, dan sejumlah artis lainnya. Istilah yang dipakai, artis menjadi meng-endorse (promosi) produk Muma Apparel.
“Setiap acara, mereka kenakan produk saya. Itu mereka yang minta,” akunya.
Apa yang terjadi saat ini, lanjutnya, bukan dicapai sekejap mata. Prosesnya panjang. Ia menggeluti dunia clothing bermula karena suka. Hobinya sedari remaja memang mengikuti trend fashion. Saking cintanya, dengan modal nekat ia berani membuka usaha clothing 2006.
“Saat itu belum muncul nama Muma. Jualannya masih campur-campur, beli putus produk clothing,” bebernya.
Saat itu, lanjut ayah satu anak ini, belum ada pihak yang berminat untuk kongsi. Hingga 2007-2008 masih pola beli putus. Bandung menjadi sasarannya. Di kota berjuluk Paris Van Java itu banyak pengetahuan didapat. Melihat perkembangan, ia memutuskan 2008 belajar di Jakarta. Mencari konveksi hingga bahan fashion dengan kualitas terbaik.
“Di 2008 kebetulan di Lombok bisnis distro mulai menggeliat. Tapi, kebanyakan bernama bahasa Inggris,” aku Ikhsan.
Akhirnya, sambung Ikhsan, diputuskan memberi nama Muma yang dalam bahasa Dompu sendiri berarti bangsawan. Logo mahkota pun disematkan pada produk Muma. Produk awalnya tidak banyak, dimulai dari kaos. Apakah langsung sukses?
Karena berangkat dari hobi, diakui suami Rafika Nanda Suryani ini, bukan kesuksesan lebih dahulu diincar. Saat itu yang dipikirkan, fashion jalan dan operasional tertutupi. Modal awalnya kala itu Rp 10 juta.
“Masuk September 2009, mulai ada peminat,” ujarnya.
Diputuskan pada 2009 menyematkan nama apparel di belakang Muma. Pasalnya, produk yang dihasilkan tidak hanya kaos. Muma mulai memproduksi baju hem, dompet, topi, tas, dan sepatu. Keuntungan memulai belajar dari Jakarta dirasakan dalam update model.
“2010 produk Muma Apparel naik daun. Saya putuskan juga membuka store di Jakarta, awalnya hanya konveksinya saja,” terangnya.
Bersinarnya nama Muma Apparel di Ibukota Indonesia, lanjut Ikhsan, berpengaruh besar dalam pendapatan bulanan. Jika di 2009 omset antara Rp 12-20 juta, maka omsetnya sejak 2011 sudah tembus ratusan juta.
Diakuinya, keterlibatan artis dalam endorse produk memiliki dampak besar. Perkenalan dengan artis sendiri berawal dari manajer artis Aziz Gagap. Saat itu harus bayar belasan juta dan menyiapkan produk yang selalu dipakai oleh si artis. Langkah ini diakuinya cukup strategis untuk semakin mengenalkan Muma Apparel ke masyarakat. Puncaknya 2011, Ikhsan mengaku, tidak perlu lagi repot-repot menyiapkan budget supaya produknya dipromosikan artis.
“Mereka yang minta. dari sisi omset pun meningkat signifikan setelah sering dipakai artis,” bebernya.

Bukan bisnis namanya kalau tidak pernah mengalami jatuh bangun dan perjuangan penuh darah. Ikhsan mengingat, pernah datang ke store saat awal promosi Muma. Tidak langsung diterima. Manajer menyebut ada 12 produk yang masuk daftar tunggu. Karena belum nama Muma belum dikenal, orang pun ragu untuk menerima.
“Ada 22 toko yang saya ajak kerjasama,” akunya.
Disaat bisnis fashionnya tengah menanjak, Ikhsan pun kembali diuji. Tahun lalu salah satu storenya di Yogyakarta dibobol maling. Tidak tanggung-tanggung, kerugiannya mencapai ratusan juta. Sejatinya, bila tidak ada kejadian tersebut, Muma Apparel memiliki store di Jakarta, Kota, Balikpapan, dan Yogyakarta.
“Untuk di Yogyakarta sementara off dulu. Nanti sambil menunggu situasi lagi,” tukasnya.

Persaingan Membuat Karya Kompetitif

Bisnis clothing di NTB sekarang ini kian menggeliat. Tidak hanya karya lokal, produk luar daerah pun merangsek ke NTB. Kondisi tersebut dianggap oleh Owner Muma Apparel Ikhsan Dediansyah Putra sebagai masalah. Justru semakin banyaknya produk, itu membuat pilihan penggemar fashion makin beragam. Tentu saja, bagi para pemilik clothing lebih meningkatkan kemampuan dan kualitasnya.
“Pada dasarnya produk clothing ini memiliki pasar masing-masing,” katanya.

Ikhsan menyebut, sepanjang menjaga kualitas bahan, memperhatikan jahitan, dan menyesuaikan harga, konsumen tidak bakal berpaling ke lain hati. Persaingan jangan malah membuat kualitas produk turun. Penyebabnya tentu saja perang harga.
“Update model itu juga harus diperhatikan,” sambungnya.
Dalam hal busana, kata Ikhsan, masyarakat NTB mulai makin paham. Jika beberapa tahun sebelumnya fashion booming diluar lama, baru kemudian menyusul di NTB. Sekarang ini kondisinya tidak terpaut jauh.
“Ya, sudah semakin mengerti. Makanya jadi tantangan juga bagi pemiliki store atau distro lokal,” ucapnya.
Usaha clothing, tambah pria kelahiran Dompu ini, sebagai bisnis kreatif. Perkembangan fashion berjalan begitu pesat. Bila tidak sanggup mengikuti, maka akan ditinggalkan konsumennya.(*)