Friday 2 September 2016

Lelucon Mukidi dan Gatot Brajamusti

SELERA humor masyarakat Indonesia sedang naik karena Mukidi. Nama yang Indonesia banget ini seolah menghiasi segala lini, mulai dari media massa, media sosial, sampai media komunikasi. Sosoknya yang sederhana dan konyol, membuat kita mesam-mesem. Tingkahnya polos. Orangnya tidak terlalu saleh, sedikit urakan. Ditengah himpitan dan beban ekonomi yang kian berat, rasanya sah-sah saja kalau Mukidi dianggap sebagai penghibur. Kita memang butuh banyak humor supaya hidup ini tidak kaku. Lelucon sendiri tidak selalu dari hal konyol dan jenaka. Kadang dari ulah-ulah tidak terduga bisa membuat terhibur. Apalagi kalau itu menyangkut pejabat, politisi, ataupun publik figur. Seperti lelucon dari Gatot Brajamusti yang diciduk oleh aparat karena narkoba. Pria yang akrab disapa Aa Gatot ini baru saja ditetapkan menjadi Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) 2016-2021. Lima tahun sebelumnya juga menjabat ketua. Tidak banyak memang yang mengenal Aa Gatot dalam dunia film. Namanya tidak sebeken aktor-aktor seperti Vino G Bastian, Reza Rahardian, Dedi Mizwar, atau Tora Sudiro. Aa Gatot memang main film, namun tidak terlalu meledak di pasaran. Namanya justru beken ketika menjadi penasehat penyanyi kenamaan Indonesia Reza Artamevia atau artis Elma Theana. Aa Gatot naik daun karena gencarnya pemberitaan pada artis-artis yang belajar spiritual padanya. Aa Gatot beberapa jam dilantik sebagai ketua, diamankan oleh polisi bersama istrinya. Di ruangan itu juga ada anak perempuannya. Penggerebekan itu membuat sejawatnya terkejut. Mereka mengira sedang ada akting, maklum saja disaat yang sama Aa Gatot sedang ulang tahun. Setelah narkoba dikeluarkan dari kantongnya, cerita dimulai. Pria yang selama ini dikenal sebagai penasehat spiritual para artis ini nyatanya positif pengguna narkoba. Penggerebekan yang terjadi di Kota Mataram ditindaklanjuti dengan penggerebekan di Jakarta. Hasilnya, senjata api ilegal dengan ratusan peluru aktif, hewan dilindungi yang diawetkan, dan sabu-sabu ikut diamankan. Boleh saja orang terdekat Aa Gatot mensinyalir ada politisasi kasus narkoba terkait pemilihan Parfi. Luar biasa, polisi di Jakarta dan Kota Mataram bisa digerakkan. Namanya juga orang film, pikirannya tidak pernah jauh dari soal skenario dan settingan. Namun yang tidak bisa disangkal hasil pemeriksaan menunjukkan positif pengguna narkoba.(*)

0 10 komentar:

Post a Comment